Justru ia menemui selama perjalanan, dua kubu #DiaSibukKerja yang merupakan pendukung Jokowi, dengan kubu #2019GantiPresiden yang merupakan yang berseberangan, bercampur baur selama perjalanan. "Saya melihat, kedua kelompok ini berbaur di sepanjang jalan Thamrin sampai di depan Hotel Pullman, jadi tidak ada kecurigaan saya akan terjadi sesuatu di depan", papar Susi.
Lalu mana yang benar dari pernyataan keduanya? Dan mungkinkah ada operasi intelijen di balik insiden saat CFD yang berujung pada Intimidasi pekan lalu?
AKSI INTELIJEN DI CFD?
Saat pertanyaan ini saya ajukan kepada mantan Perwira Tinggi TNI yang mayoritas kariernya dihabiskan di dunia Intelijen, Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto, ia menjawab, "sangat mungkin ada operasi intelijen di CFD!".
Alasannya, ada dua kelompok yang saat ini hangat menjadi pembahasan di tengah masyarakat, berkumpul di tempat itu. Apapun yang terjadi, pasti menjadi isu nasional. Mudah untuk melihat apakah ada aksi Intelijen di suatu kasus. "Tinggal dilihat, pihak mana yang paling diuntungkan dari peristiwa ini? Jika ada jawaban itu, besar kemungkinan, ada operasi di dalamnya! Ungkap Soleman, yang menjabat kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, hingga tahun 2014.
Namun, untuk kasus Susi, Soleman mengungkapkan, kejadian itu, adalah peristiwa yang alami, dan bukan rekayasa.
Soleman mengungkapkan, dalam dunia intelijen selalu tidak tampak, siapa yang melakukan dan siapa jadi operator. Bahkan orang yang dituduh pun, bukan bagian dari Intelijen. Dan orang -- orang tersebut tidak tahu, bahwa sebelumnya, ia telah diperdaya oleh seseorang yang merupakan agen intelijen.
Kasus yang pernah terjadi dan masih hangat di ingatan, adalah kasus yang menimpa sosok Siti Aisyah, WNI yang kini ditahan Pemerintah Malaysia, karena dituduh terlibat dalam operasi Intelijen yang berujung pada kematian sepupu Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Nam.
Dalam dunia intelijen dikenal istilah, Nyata, tapi tak terlihat, Bergerak, tapi tak terdengar.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam.