Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kejanggalan Kematian Sang Mantan Wakapolda

26 Maret 2018   22:57 Diperbarui: 28 Maret 2018   01:55 2643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu apa penyebab kematian korban? Hasil dari Labfor Polri, bahwa korban tewas akibat 6 tulang rusuk patah yang menusuk jantung korban. Bagaimana ini bisa terjadi, apakah karena korban terjun dari ketinggian lantai 3 rumahnya ke halaman belakang-tempat ditemukannya jenazah?  

Hasil yang saya dapatkan dari sumber di kepolisian menyebutkan bahwa, penyelidikan forensik polisi, memastikan bahwa korban tidak terjun dari lantai 3 rumahnya. 

Bahkan sebelum kematian, korban tidak pernah naik ke lantai 3 rumahnya, yang menghapus dugaan korban tewas akibat bunuh diri dengan cara melompat. Dari data ini pula, artinya korban tewas berkutat di lantai 1 rumahnya, bukan dengan cara melompat. Lalu apa artinya?

Jika korban hendak melakukan bunuh diri, maka sulit rasanya dilakukan dengan cara 3 hal sekaligus. Pertama meminum racun serangga -- yang ternyata hanya sampai mulut. Kedua, dengan silet, yang ternyata tidak mematikannya, dan ketiga dengan merusak tulang rusuk sendiri hingga menusuk jantung.  Terlalu rumit, jika memang niat yang bersangkutan untuk bunuh diri!

Kematian Misterius Mantan Intelijen

Kematian dengan merusak tulang rusuk, bukanlah hal yang mudah. Tulang rusuk adalah bagian tulang yang sangat kuat, seperti halnya tulang tengkorak di bagian kepala. Tuhan menciptakan tulang ini, untuk melindungi bagian -- bagian paling vital dari manusia, Otak, Paru- Paru, dan Jantung. 

Tulang ini, hanya bisa rusak -- patah -- atau bahkan retak dengan benturan atau hantaman yang terjadi secara luar biasa. Pertanyaannya, mungkinkah dilakukan korban seorang diri dalam keadaan masih sadar? Sulit rasanya membayangkan hal ini.

Saya juga secara khusus mewawancarai keluarga korban, putra sulung dari Agus Samad, Timur Sasmita. Saya mengucapkan turut prihatin atas apa yang terjadi pada ayahnya. Kepada saya secara eksklusif -- yang juga akan ditayangkan di program Aiman hari Senin (19/3) pukul 20.00 wib  -  Timur mengaku diperiksa hingga 3 sampai 4 kali oleh Polisi. 


Data ini pun diakui oleh Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera, yang mengatakan bahwa ada bagian di Internal keluarga yang diperiksa paling banyak terkait kasus misterius ini. Penyelidikan polisi masih terus berlangsung, meski ada optimisme bahwa kasus ini, akan segera terungkap. Kita tunggu...

Saya Aiman Witjaksono, Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun