Mengapa penemuannya menyentak bangsa bahkan dunia?
Lalu apa yang membuat heboh & jadi rebutan?
Iya, dunia! Ternyata bukan hanya negeri ini yang sempat melihatnya. Setidaknya ada tiga negara yang diam - diam melirik siswa yang pada usia 11 tahun, berhasil menemukan listrik dari cara yang sangat sederhana.
Jadi Rebutan
Jerman, Turki, dan Brunei Darussalam mengirim perwakilan negaranya untuk langsung bertemu dengan orang tua Naufal Raziq. Fakta ini saya dapatkan langsung dari hasil wawancara saya dengan Ayah Naufal, Supriaman. Â Saya bertanya, bagaimana mereka mengirim perwakilan dan apa yang mereka sampaikan? Â Supriaman mejawab, masing masing perwakilannya, datang ke rumah dalam rentang waktu beberapa bulan. Mereka menemui langsung ayahnya dan meminta agar Nuafal, bisa belajar di Negaranya suatu hari kelak.Â
Salah satu universitas di Jerman, misalnya, meminta agar Naufal, setelah lulus SLTA, diberikan "karpet merah" untuk berkuliah di Jerman. Namun, ayah Naufal, lupa nama universitas yang dimaksud. Â Kebetulan, salah satu staf pengajar di Jerman itu, adalah warga Aceh, sehingga menghubungi keluarganya di Aceh untuk bertemu dan berbicara dengan Naufal. Sementara Turki dan Brunei menurut ayah Naufal, berkomunikasi melalui utusannya masing masing.
Naufal Raziq memang telah menyentak bangsa. Atas temuannya Listrik dari Getah Pohon Kedondong Pagar, ia menerima banyak penghargaan. Baru baru ini, Naufal diajak langsung menemui Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo berbincang. Naufal di boyong ke Banda Aceh, menemui Panglima TNI. Â Sementara kini ia menerima beasiswa dari PT Pertamina EP. Sebelumya kementerian Agama, juga menawarkan beasiswa, saat itu Naufal sekolah di Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) di Langsa, Aceh.
Lalu apa yang heboh, sehingga membuatnya jadi rebutan?
Jawaban adalah: Listrik yang ia temukan, dari cara yang sangat mudah!
Temuan yang Mengancam!
Tak penting sesungguhnya usia Naufal. Karena siapapun yang menemukan listrik jenis ini, pasti jadi rebutan. Karena mudah, bermanfaaat, dan mengancam. Mengancam? Iya!
Sejak minyak bumi menjadi energi utama sejak lebih satu abad lalu, hingga kini manusia dalam peradaban mencoba mencari minyak bumi. Satu hal yang jadi alasan. Minyak bumi adalah energi fosil yang perlu waktu jutaan tahun untuk menghasilkan lagi. Sementara jumlahnya semakin minim. Berlomba - lombalah manusia menemukan sumber energi baru yang bisa dengan cepat diperbaharui. Tersebutlah matahari, air, dan bahkan angin. Namun setidaknya ada dua kendala dari ketiga energi ini, pertama biaya infrastrukturnya yang tinggi, dan kondisi alam yang tak tentu. Selain wilayah khatulistiwa misalnya, Matahari tak bersinar sepanjang tahun. Sementara untuk air, seringkali kita mendengar debit air yang turun, dan memengaruhi pasokan listrik yang dihasilkan.
Energi abadi dari "Pohon Listrik"
Lalu apa kelebihan pohon. Saya datangi dan saksikan sendiri, bagaimana listrik dihasilkan dari getah pohon kedondong yang diserap oleh kain, dan disalurkan menjadi elektroda, dan menghasilkan listrik.Â
Anda tahu? Â Listrik ini abadi, selama pohon itu hidup!
Saya melihat pula, setiap satu lubang dari pohon ini menghasilkan 1 (satu) volt, tegangan listrik. Â Dalam satu pohon bisa dibuat beberapa lubang, kuncinya, semakin besar pohon, semakin banyak lubang yang bisa dibuat. Semakin besar pohon, semakin stabil listrik yang dihasilkan, karena getah pohon itu mengalir lebih banyak ketimbang pohon yang lebih kecil. Dan yang mengagumkan, pohon sama sekali tidak terganggu kehidupannya, tetap hidup subur!
Sontak temuan ini, bakal mengancam. Negeri Penguasa energi sebelumnya yang menguasai dunia selama lebih dari 1 abad, dan menghasilkan keuntungan spektakuler, tentu tak akan tinggal diam. Temuan ladang minyak baru di Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya ,yang membuat harga minyak turun saja, sudah membuat dunia kerepotan dan berimbas pada kondisi ekonominya. Apalagi temuan awal Naufal-yang meski perlu banyak pengembangan-menjadi awal  revolusi energi baru di dunia.
Jika sebelumnya ada nama Michael Faraday, Thomas Alva Edison, dan Nikola Tesla. Saya berharap suatu saat, anak cucu kita mengenal Naufal Raziq asli Indonesia!
Saya Aiman Witjaksono.
Salam!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H