Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Eksklusif, Menelusuri Jejak Hatf, Si Bocah ISIS di Gunung Salak

1 Oktober 2017   23:03 Diperbarui: 3 Oktober 2017   07:31 12228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masuk ke Lingkungan Ibnu Mas'ud

Saya mulai berjalan menuju  ke dalam ruangan kelas yang "polos" tanpa ada lambang dan pimpinan Negara, sebagaimana ada di setiap ruang kelas sekolah -- sekolah lain di tanah air. Yang saya lihat hanya ruang kelas, dengan kursi untuk 20 siswa, dan papan tulis "whiteboard". Tak ada yang lain, meja dan lemari menyimpan buku pun tak ada.  Saya kemudian berlanjut menaiki tangga ke bagian atas sekolah, di sini saya hendak melihat asrama para siswa. 

Saya masuk dan kemudian saya melihat ruangan mereka. Yang saya lihat, mereka tidur di alas busa, tanpa ada ranjang yang ada di ruangan berukuran satu ruang kelas, sekitar 8 x 8  meter. Saya menanyakan kepada sejumlah anak di sana terkait bagaimana mereka tidur. Sayangnya tidak ada satupun yang mau menjawab pertanyaan saya.

Sulitnya Mencari Narasumber

Saya kemudian mencoba mencari siapapun yang bisa saya wawancara untuk tayangan AIMAN di KompasTV. Saya hampiri salah seorang yang sudah dewasa, yang yang saya perkirakan sebagai salah satu pengurus sekolah ini. Awalnya ia menolak, namun akhirnya ia menjawab beberapa pertanyaan saya. Meski lebih banyak menyatakan tidak tahu. Sejumlah data saya dapatkan, di antaranya; siswa yang berada di lembaga pendidikan di sini adalah siswa yang berusia 8-13 tahun. Tetapi pengurus lembaga pendidikan ini, menolak untuk mengatakan bahwa ini pendidikan dasar alias Ibtidaiyah. Karena tidak ada sekolah lanjutan pasca sekolah ini.  

Lalu kemana setelah mereka lulus dari Ibnu Mas'ud?  Ia menolak untuk menjawab, dengan alasan, belum ada alumni yang lulus dari sekolah ini. Namun setidaknya, dari data BNPT, menjawab. Enam anak usia 11 tahun dari lembaga pendidikan ini, saya ulangi, 6 anak usia 11 tahun!  Mereka berangkat ke Suriah dan berperang menjadi milisi ISIS di sana. Satu Tewas, Satu Pulang, dan Empat lainnya hilang!

Saya Aiman Witjaksono...

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun