Banyak yang berpikir, saat peneggelaman, hanya melihat kapal diledakkan dan lalu selesai. Tapi ternyata tak semudah itu. Saya, Aiman Witjaksono, saat meliput acara untuk program AIMAN, mengalaminya sendiri. Luar biasa.. ya betapa tidak.. Perjalanan 10 jam total, menuju ke perairan di Selat Karimata, di Kalimantan Barat.
5 jam pertama saya lalui dengan normal. Dan tibalah saat "penyiksaan" itu.. haha. Saat kapal berhenti dengan diiringi ombak setinggi 3 meter. Barulah satu persatu.. dari kami, wartawan, kejaksaan tinggi Kalbar, dan beberapa anggota Kementerian Kelautan dan perikanan yang junior, mulai pucat. Satu persatu pun.. mabuk laut. Hampir satu jam kami mengalami kapal yang berhenti. Dan selama itu pula kami tersiksa dan tak punya pilihan lain. 90 persen wartawan yang ada pun mengalami hal yang sama.
Selesai peledakan-peneggelaman.. tak berhenti. 5 jam perjalanan menuju ke darat, juga diiringi dengan ombak yang cukup tinggi. Ternyata saya baru tahu, jika sudah mabuk laut sekali.. maka sepanjang perjalanan agak sangat mudah untuk mabuk laut kembali. Dan Bagian tengah kapal lah yang paling aman untuk orang yang mabuk laut. Kenapa? karena goncangannya tak seberapa dirasakan ketimbang bagian lain.
Â
Hah.. sudahlah.. memang wartawan bukan pelaut. Tapi salut dengan mereka yang berhari - hari bahkan berbulan - bulan, di laut. Salam saya untuk mereka.
Â
Aiman Witjaksono
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H