Mohon tunggu...
Aldi ImmanuelSb
Aldi ImmanuelSb Mohon Tunggu... Editor - Mahasiwa

Mahasiswa yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Film

Sinopsis Film "Penyalin Cahaya"

16 Januari 2022   02:01 Diperbarui: 16 Januari 2022   05:29 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wregas Bhanutej Mengungkapkan butuh fokus yang baik untuk menangkap pesan yang ada di film penyalin cahaya, Film ini bukan untuk menghibur melaikan mengajak para penontonnya untuk berpikir keras akan pesan yang disampaikan di film ini.

Cerita yang ada di film penyalin cahaya ini merupakan film dengan isu seperti kekerasan, seksual, tapi tidak secara frontal, pesan tersebut juga datang dengan metafora dan simbolis. Sehingga saat menonton film ini tidak konsentrasi dan tidak niat, mungkin pesan itu tidak sampai bahkan penonton tak akan tahan menonton sampai adegan terakhir

Perkembangan narasi dengan segala imbuhan di dalamnya membuat film ini terasa kehilangan fokus cerita. Wregas tampak bingung masalah apa yang ia ingin jadikan sebagai sorotan utama. secara gamblang dalam film ini. Tidak ada jawaban akhir yang menutup cerita, yang ada hanyalah tanda tanya.

Tanda tanya terjadi dalam banyak babak cerita, mulai dari persoalan mabuk dan penyebabnya, pelaku, hingga cara permasalahan itu bisa terjadi dalam dunia Penyalin Cahaya. Belum lagi beberapa cerita yang terasa kontradiktif dengan cerita yang lain.

Film Penyalin Cahaya seolah membiarkan penonton menyimpulkan sendiri apa yang sebenarnya terjadi dalam cerita Penyalin Cahaya. Namun mengingat film ini digadang-gadang dan rilis di tengah isu persoalan pelecehan seksual, amat disayangkan bila pesan tidak bisa dijelaskan secara utuh dan tepat kepada penonton.

Satu hal yang membuat kurang dalam film ini adalah penggambaran para karakter laki-laki. Terlihat laki-laki adalah makhluk yang begitu jahat, tak ada yang benar-benar 'orang baik'.

Terlihat dari karakter pria dalam film ini, setidaknya yang terlibat langsung terhadap Sur, bahwa tidak ada dari mereka yang mendukung penyintas itu secara utuh. Mulai dari Rama, Amin, Thariq, pengemudi taksi daring dan pengelolanya, bahkan termasuk ayah Sur sendiri.

Dalam cerita tersebut yang sebenarnya terasa mengganjal dan seperti dipaksakan ada. Walaupun, adegan itu bisa dipahami sebagai penggambaran pelaku yang memegang kuasa. Apakah memang Wregas punya maksud dengan pasukan yang slogannya diucap berulang-ulang itu, atau hanya sekadar peramai cerita.

Namun kasus seperti itu tidak bisa dijadikan alasan untuk memboikot apalagi mengabaikan pesan dalam film ini. Selain itu film ini adalah karya banyak orang, bukan hanya pelaku, Penyalin Cahaya membawa pesan yang semestinya disadari dengan utuh oleh masyarakat Indonesia saat ini.

Penyalin Cahaya juga bisa jadi pembelajaran bagi industri perfilman, terutama dalam menentukan standar kerja hingga riwayat kru.

Apalagi jika membuat film dengan isu tertentu, ada baiknya seluruh tim produksi dipastikan memiliki visi yang sama. Jangan sampai kebobolan seperti yang dialami Penyalin Cahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun