Di tepi jalan Pahlawan Mubin Wonokoyo, tepatnya terletak di sebelah gapura desa Menganti, sampah yang menggunung dan berceceran itu berada. Informasi lebih lanjut, Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ini terletak 200 meter dari pasar Menganti ke jalan alternatif Menganti - Mojosari Driyorejo.
Gunungan sampah nan meluber hingga ke bahu jalan pintu masuk sangat menusuk hidung orang-orang yang melewatinya. Tak hanya itu, hal tersebut menyebabkan polusi visual, sangat tak sedap dipandang Gunungan sampah yang ada mungkin tingginya hingga seukuran orang dewasa. Entah sampah dari masyarakat daerah mana saja yang berada di situ. Tetapi, usut punya usut, ternyata masyarakat dari luar daerah desa Sidowungu maupun kecamatan Menganti juga membuang sampah mereka di Tempat Pembuangan Sampah tersebut. Sampah yang ada pun bermacam-macam, mulai dari organik maupun non-organik, dan tentu, tetap saja, sampah plastik adalah mayoritasnya. Tak jarang juga sepintas saya terlihat adanya sampah popok bekas pakai dengan jumlah yang tak sedikit. Hal lainnya, Tempat Pembuangan Sampah ini pun berada di sebelah aliran sungai, sehingga banyak juga berbagai jenis sampah yang mengambang di aliran sungai. Tentu saja, dampaknya air menjadi tercemar limbah.
Terletak sangat dekat dengan pasar Menganti, menambah busuknya aroma di wilayah ini. Bagaimana tidak, dengan kondisi pasar yang cukup cukup kumuh dan aroma dari berbagai jajakan yang dijual oleh para pedagang di pasar, bertemu dengan busuknya gunungan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS), alhasil, udara di wilayah ini sangat tidak sehat. Tidak hanya itu, banyak debu serta pasir yang berterbangan ketika tersapu angin.
Bagi pengguna kendaraan bermotor hal ini sangat menganggu fokus ketika mengendarai kendaraan, karena harus menutup indera penciuman ketika melewatinya. Bahkan, telah mengenakan masker pun tetap saja busuknya aroma sampah menembus hingga ke dalam rongga hidung. Sudah harus menutup hidung, rasa-rasanya juga harus melajukan kendaraan lebih kencang agar cepat-cepat melewatinya. Apalagi bagi pejalan kaki, tentu sangat tidak pedestarian-friendly.
Tak hanya itu, terdapat beberapa rumah warga di sekitar wilayah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) itu berada. Tentu warga setempat sangat geram karena harus hidup dengan kondisi udara yang sangat tidak layak. Yang terakhir, bagi keberlangsungan pasar, hal ini sungguh tidak “sehat” sebab, pasar sebagai tempat untuk menjajakan bahan makanan harusnya jauh dari sampah, sehingga menjadi tempat yang higenis. Para calon pembeli yang ingin ke membelanjakan uangnya pun harus berpikir dua kali untuk pergi ke pasar Menganti. Karena seharusnya pasar menjadi tempat yang higenis bagi bahan makanan yang dijual.
Ketika hujan turun, baik rintik maupun deras, memperparah buruknya kondisi di wilayah sekitar Tempat Pembuangan Sampah tersebut berada. Tepat di depan Tempat Pembuangan Sampah itu berada, selalu ada genangan air yang tercipta saat hujan turun. Sampah-sampah itu pun akan terbawa oleh aliran air yang membawanya semakin “ter-orat-arit” ke tengah jalan raya, yang mana merupakan akses warga untuk berlalu lalang. Belum lagi ketika spakbor pengendara motor di depan memercikan air “banjir” ke muka pengendara yang ada di belakangnya. Hal ini tentu merugikan, menjijikan, dan membuat geram bagi pengendara yang ada di belakangnya.
Parahnya lagi, kondisi ini diperparah oleh rusaknya jalanan aspal dan minimnya penerangan lampu jalan di wilayah tersebut. Puncaknya, kondisi ini telah membuahkan hal tragis, yaitu kecelakaan tunggal pengendara sepeda motor yang tergelatak tepat di depan Tempat Pembuangan Sampah tersebut.
Sampah-sampah dapat membumbung tinggi dan meluber hingga ke bahu jalan, sebab tak kunjung diangkut oleh truk milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selaku pengelolah sampah skala nasional. Selain meluber hingga ke bahu jalan, sampah-sampah yang membumbung tinggi tersebut juga jatuh dan hanyut dalam aliran sungai yang berada tepat di samping Tempat Pembuangan Sampah.
Permasalahan yang besar ini merugikan banyak pihak, sehingga bukan hanya satu pihak saja yang harus menyelesaikan persoalan, tetapi harus ada pihak yang terlibat. Sehingga, akan terpecahkannya persoalan dan ditemukannya solusi. Karena akan membuat kondisi di sekitar Tempat Pembuangan Sampah menjadi jauh lebih baik dan tidak adanya lagi polusi, serta tidak adanya lagi warga yang dirugikan di sekitar Tempat Pembuangan Sampah, jalan Pahlawan Mubin Wonokoyo, maupun desa Sidowungu itu sendiri. Lebih jauh, hal ini akan menjadikan desa sebagai sebuah destinasi pariwisata. Dengan cara memadukan daya tarik wisata alam dan budaya, dan layanan fasilitas umum pariwisata, serta aksesibilitas yang memadai, dengan tata cara dan tradisi kehidupan masyarakat desa.
Keresahan dan dampak buruk yang diakibatkan dari permasalahan gunungan sampah di Tempat Pembuangan Sampah tersebut dirasakan oleh banyak pihak, tidak hanya sepihak saja, dan menjadi isu persoalan yang tak kunjung ditemukannya solusi. Sehingga, solusi dari permasalahan tersebut pun harusnya menjadi perhatian banyak pihak, terutama pemerintah, baik mulai dari strata desa, hingga ke tingkat daerah.
Solusi Mengatasinya