Pemerintah Korea Selatan merupakan salah satu dari berbagai negara di dunia yang dipuji akan pengendalian wabah pandeminya dengan sukses. Hasil yang memuaskan dari penurunan angka kematian dan penyebaran virus covid-19 tidak lepas dari strategi-strategi, kebijakan-kebijakan, aturan-aturan, dan faktor-faktor lainnya yang berkontribusi terhadap pengendalian pandemi yang demikian baik tersebut. Adopsi kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah Korea Selatan ikut serta dalam membatasi diseminasi wabah penyakit menular tersebut.
Latar Belakang Masuknya Virus Covid-19 di Korea Selatan
Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yang menyerang saluran pernapasan manusia maupun hewan. Virus corona tersebut ditemukan awalnya di Wuhan, China, pada bulan Desember 2019 dikarenakan masyarakat sekitar mengonsumsi hewan liar yang menjadi sumber dari virus tersebut. Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menular melalui percikan atau tetesan cairan tubuh dari hidung maupun mulut saat berbicara, batuk, bersin, atau melakukan aktivitas secara umum. Covid-19 tersebut telah menjadi penyakit yang menjuru ke berbagai bagian di dunia terutama di era dimana setiap negara saling terkoneksi satu sama lain dan mobilitas antar negara dipermudah, membuat berbagai negara mengalami pandemi.
Era globalisasi yang mempermudah mobilisasi lintas negara, menyebarkan virus tersebut ke berbagai penjuru di dunia, termasuk Korea Selatan. Kasus infeksi virus covid-19 pertama kali ada di Korea Selatan dimana seorang wanita asal Wuhan, China, terinfeksi oleh virus tersebut dan dikonfirmasi oleh pemerintah Korea Selatan pada tanggal 19 Januari 2020.Â
Kemudian, terjadi penyebaran massal di Gereja Shincheonji di kota Daegu dimana seorang wanita yang merupakan anggota gereja tersebut dites positif virus corona. Setelah itu, Korea Selatan mengalami peningkatan dalam warga yang terdeteksi positif virus corona, sekitar 100 hingga 300 kasus infeksi baru tiap hari hingga bulan Maret 2020.Â
Kasus infeksi di gereja Shincheonji tersebut dikategorikan sebagai 'super-spreading event', membuat kota Daegu sebagai kota paling terinfeksi virus covid-19 dengan 64% dari total kasus nasional Korea Selatan berada di kota tersebut.
Jumlah warga Korea Selatan yang terdampak virus tersebut meningkat terutama dari bulan Februari hingga Maret dikarenakan kedua kasus awal tersebut dan aktivitas masyarakat, namun wabah tersebut diatasi oleh pemerintah Korea Selatan tanpa tindakan yang tegas dan ketat seperti lockdown, seperti yang dilakukan oleh berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Hal ini tetap memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap kebijakan pandeminya dengan menunjukkan jumlah kasus positif dan kurva angka kematian yang lebih rendah dibandingkan negara lain serta data warga yang terinfeksi sebelumnya pada bulan Februari dan Maret. Berdasarkan kepercayaan yang dibangun terhadap pemerintah, masyarakat berekspektasi bahwa pandemi ini akan segera terkendali jika masyarakat mematuhi langkah-langkah pemerintah.Â
Reaksi Pemerintah Korea Selatan terhadap Virus Covid-19
Pemerintah Korea Selatan secara keseluruhan cenderung bersikap responsif dan proaktif dalam menanggapi penyebaran virus tersebut, seperti ketika pemerintah Korea Selatan meluncurkan protokol respons nasional dengan cepat ketika mendengar kabar mengenai penyebaran virus covid-19 di negaranya. Serta, menerapkan beberapa kebijakan di berbagai sektor mengenai covid-19, seperti media massa, kesehatan, sosial dan ekonomi.Â
Pada awalnya, pemerintah Korea Selatan mengalami kewalahan terhadap kabar virus tersebut karena lokasi Korea Selatan yang dekat dengan wilayah negara Cina. Meskipun begitu, pemerintah Korea Selatan yang bertindak dengan cepat dan tegas dengan menerapkan strategi kesehatan masyarakat yang belajar dari wabah pandemi sebelumnya, seperti MERS dan SARS, termasuk pemeriksaan ekstensif melalui klinik layanan kesehatan masyarakat, pembagian data yang transparan, dan penyelidikan epidemiologi yang agresif terhadap pergerakan dan pelacakan kontak.Â
Pengalaman pemerintah dalam menangani wabah penyakit sebelumnya dijadikan sebagai pedoman dalam mengatasi virus corona yang merajalela di Korea Selatan. Hal tersebut menghasilkan kooperasi yang aktif antara pemerintah dan masyarakat Korea Selatan.
Strategi dan Kebijakan Pengendalian Virus Covid-19Â yang Dilaksanakan di Korea Selatan
Pemerintah Korea Selatan dalam menangani pandemi tersebut tidak terlalu ketat, seperti dengan melakukan lockdown. Melainkan, menggunakan strategi 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment. Strategi pengujian, pelacakan, dan pengobatan ini dianggap sebagai aspek esensial dalam mengendalikan penyebaran virus dan menekan angka kematian akibat virus corona di Korea Selatan.
Testing atau pengujian dilakukan dengan cara mendeteksi virus corona pada warga Korea Selatan dalam skala besar. Strategi tersebut merupakan tindakan preventif supaya warga yang terkena virus corona dapat diobati secara langsung dengan isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit atau pos kesehatan terdekat. Pemerintah menyediakan pos pemeriksaan untuk tes virus yang ditempatkan di berbagai tempat dengan tujuan untuk mengurangi resiko penularan dan mengurangi bebas rumah sakit yang melakukan pengobatan pada pasien yang terinfeksi.
Sedangkan, untuk tracing atau pelacakan juga merupakan tindakan preventif yang dilakukan untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran virus ketika masyarakat melakukan aktivitas di tempat umum. Pemerintah Korea Selatan memanfaatkan teknologi digital yang canggih seperti aplikasi khusus, GPS, kamera pendeteksi suhu manusia, dan rekam jejak transaksi kartu kredit untuk melacak dan membatasi penyebaran virus.Â
Aplikasi khusus yang digunakan pemerintah Korea Selatan kurang lebih dekat dengan aplikasi Peduli Lindungi milik Indonesia, dimana aplikasi tersebut dapat mengakses informasi pribadi, wilayah yang terpapar, riwayat kontak dan tempat yang pernah dikunjungi, dan sebagainya.
Terakhir, treatment atau pengobatan adalah tindakan represif yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan, dimana tenaga medis akan mengobati pasien yang terinfeksi virus covid-19. Korea Selatan yang merupakan negara dengan kasus terbanyak kedua di dunia setelah Cina, memiliki strategi tertentu dalam merawat pasien-pasiennya, yaitu berdasarkan tingkat keparahannya, memastikan terdapatnya tempat tidur yang cukup dalam rumah sakit, menyediakan tenaga medis dan alat kesehatan yang mencukupi, mengembangkan vaksin, dan menyatukan lembaga kesehatan.
Pengendalian virus covid-19 di Korea Selatan tentu tidak lepas dengan adopsi kebijakan dimana kebijakan tersebut kemudian diimplementasikan dalam negara. Dalam hal ini, pemerintah Korea Selatan mengimplementasikan The Infectious Disease Control and Prevention Act atau singkatnya IDCPA, Act No. 14286 tanggal 2 Desember 2016.
 Undang-undang tersebut merupakan peraturan yang paling relevan dalam menghadapi wabah pandemi covid-19 di Korea Selatan. IDCPA memberikan pedoman bagi pemerintah yang sangat spesifik untuk mendistribusikan sumber daya dan mobilisasi serta menstimulasi berbagai aktor di seluruh masyarakat dalam upaya melawan penyebaran penyakit menular.Â
IDCPA terdapat berbagai pendekatan kebijakan dalam upaya untuk mengendalikan penyakit menular seperti covid-19. Kebijakan-kebijakan tersebut seperti apa yang sudah dijelaskan di atas sebelumnya, dari tes massal atau pengujian, penelusuran dan pelacakan, social distancing, dan pengobatan.
Pemerintah Korea Selatan tentu mengalami berbagai tantangan dalam pembuatan kebijakan untuk mengendalikan penyebaran virus di Korea Selatan, seperti protes masyarakat mengenai kondisi sosial dan ekonomi negara. Namun, pada akhirnya Korea Selatan mengendurkan kebijakan social distancing pada awal Maret 2022 dan mengumumkan peralihan menuju kehidupan endemik pada 18 Maret 2022.
Referensi
Hong, S. Y., & Lim, J. H. (2020, March 20). Why is the Success of South Korea's Covid-19 Response Fading? National Library of Medicine, 53(3), 323-330. https://doi.org/10.1177%2F27551938231165154Â
Iswahyudi, F., Darwin, M., Hadna, A. H., & Kutanegara, P. M. (2020, April). Pertanyaan dan jawaban terkait Coronavirus. Jurnal Borneo Administrator, 16(2), 117-136. 10.24258/jba.v16i2.682
LAN RI Markati Bhakti Nagari. (2021, May 5). Belajar Keberhasilan Penanganan Covid-19 di Korea Selatan, Peserta PKN I Lakukan "Virtual Benchmarking" -- LAN RI. LAN RI. Retrieved May 30, 2024, from https://lan.go.id/?p=5712
Lee, S. (2020, March 25). Fighting COVID 19 -- Legal Powers and Risks: South Korea. Verfassungsblog. Retrieved June 1, 2024, from https://verfassungsblog.de/fighting-covid-19-legal-powers-and-risks-south-korea/
Sari, M. I. (2020, April 21). Kebijakan Korea Selatan dalam Meratakan Kurva COVID-19 tanpa Lockdown: Sebuah Pelajaran. THC INSIGHTS, (15). https://habibiecenter.or.id/img/publication/9d02394e698911c3d5d717e98b093da4.pdf
World Health Organization. (n.d.). Pertanyaan dan jawaban terkait Coronavirus. WHO International. Retrieved May 29, 2024, from https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-for-public
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H