Mohon tunggu...
Lail Ar Rahman
Lail Ar Rahman Mohon Tunggu... -

Menjadikan hidup Sebagai Inspirasi bagi diri sendiri dan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kapan Nikah Nak..?

20 Agustus 2011   05:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:37 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan itu sering kali muncul ketika bersilaturahim ke sanak sodara saat lebaran tiba. Bahkan ada nyeletuk “tuch kepona’anmu sudah punya anak. masa kalah”. Yang paling mengganggu fikiranku ketika ada yang berkata ”kamu normal ga sih? mau sama cewek ga?” dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang begitu bertubi-tubi menghampiriku, rata-rata aku menjawab “belum ketemu jodoh yang pas”.

Hingga kini pun aku tetap memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu. Lebaran hampir tiba dan aku harus siap dengan jawabanku, aku tak tahu aku harus menjawab apa kali ini. Kadang aku sempat berfikir dan bertanya dalam hati “Perlukah Menikah Itu..?”

Menikah yang menurutku adalah sesuatu yang sakral yang tidak bisa kita buat main-main, kita harus punya rencana yang baik, punya calon yang siap menerima dan hormat pada kita. Menikah bukan hanya acara tukar cincin, duduk berdua dipelaminan, dan menikmati malam pertama yang indah berdua. Menikah itu adalah tanggung jawab untuk membahagiakan orang lain.

Aku teringat pada kata-kata almarhum nenekku, “kamu kan sudah kerja, sudah punya kendaraan sendiri, rumah sendiri, bisnismu jalan bagus, Apalagi yang kurang. Kamu harus segera mencari calon istri, karna nenek kepengen liat kamu bahagia dengan istrimu sebelum nenek meninggal.” Aku hanya mengangguk saja saat itu. Dan kini perasaan bersalah selalu menghampiriku.

Sejenak kuberfikir, aku memang sudah siap dengan semuanya, apa yang kurang? Tapi kenapa aku masih membatasi diri. Atau memang benar pernyataan itu, kalau aku lelaki tidak normal? Setiap wanita yang aku dekati tak satupun yang mengena dihati, bahkan ada yang berani jujur kalau dia mencintaiku dan bersedia menjadi istriku, tapi aku tolak. Karna dia bukan Type ku. Type? Kriteria? Seperti apakah criteria calon pendamping hidupku.. aku tidak tahu. Aku hanya menginginkan seseorang yang nanti memang benar-benar dipilihkan tuhan untukku..

Situbondo, 20 Agt 2011 (pas lagi istirahat siang,)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun