Pendahuluan
Irasionalitas sering kali digambarkan sebagai suatu kondisi mental yang tidak bertujuan atau tidak berlogika. Namun, dalam realitas nyata, irasionalitas dapat juga berarti kurangnya pemahaman dan toleransi terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa. Artikel ini akan membahas pentingnya penerapan sifat keterbukaan dalam menghadapi pengidap penyakit mental yang sering diasumsikan sebagai "pemikiran yang irasional" oleh masyarakat awam.
Problematika Irasionalitas dalam Konteks Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa, seperti depresi, skizofrenia, dan bipolar disorder, sering kali diidentifikasikan dengan perilaku yang tampaknya tidak rasional. Hal ini dapat menyebabkan stigma dan isolasi terhadap korban.Â
Misalkan saja, seseorang yang mengalami episode maniak-depresif mungkin akan menunjukkan perilaku ekstrem yang tidak sepenuhnya dipahami oleh orang lain. Dalam situasi seperti ini, masyarakat awam sering kali menginterpretasikan perilaku tersebut sebagai "prasangka" atau "emosional"Â daripada sebagai gejala klinis yang membutuhkan intervensi profesional.
Pentingnya Keterbukaan dalam Menjawab Stigma
Stigma terhadap gangguan jiwa masih marak di kalangan masyarakat. Stigma ini dapat meningkatkan dampak negatif dari gangguan jiwa, seperti menunda-mundu pasien untuk mencari bantuan medis. Untuk menghilangkan stigma ini, diperlukan keterbukaan dalam berinteraksi dengan korban gangguan jiwa.Â
Contohnya, dengan memahami bahwa perilaku abnormal bukanlah karena kelemahan karakter, tapi karena faktor biomedis yang kompleks, kita dapat membantu mengurangi stigmatisasi.
Strategi Pendidikan dan Komunikasi
Untuk meningkatkan keterbukaan, strategi pendidikan dan komunikasi yang efektif sangat penting. Melalui program edukasi yang komprehensif, masyarakat dapat dipersaudarakan untuk memahami jenis-jenis gangguan jiwa dan bagaimana mengenali gejalanya. Selain itu, media massa juga dapat berperan aktif dalam menyediakan informasi yang tepat dan sensitif tentang gangguan jiwa, sehingga masyarakat dapat memahami betapa seriusnya isu ini.
Peran Komunitas dalam Mendukung Korban
Komunitas lokal memiliki peran sentral dalam mendukung korban gangguan jiwa. Dengan membentuk grup support yang ramah dan inklusif, korban dapat merasa aman berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan dari teman-teman yang memahami. Organisasi non-profit juga dapat berkontribusi signifikan dengan menyediakan layanan gratis seperti terapis online, hotline, dan aksesibilitas ke fasilitas kesehatan mental.
Integrasi Psiko-Sosial
Integrasi psiko-sosial merupakan langkah penting dalam mengatasi gangguan jiwa. Dengan menghubungkan korban dengan lingkungan sosial yang positif, kita dapat membantu mereka pulih dari trauma dan reintegrasi ke dalam masyarakat. Aktivitas kolaboratif seperti proyek seni, olahraga, dan kegiatan komunal dapat membantu meningkatkan self-esteem dan motivasi korban.
Kesimpulan
Irasionalitas dalam konteks gangguan jiwa bukanlah suatu status permanen, melainkan suatu fase yang dapat disembuhkan dengan intervensi profesional dan dukungan sosial. Dengan penerapan sifat keterbukaan, masyarakat dapat menghilangkan stigma dan mensupport korban gangguan jiwa menuju jalur pemulihan yang lebih optimal.Â
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempromosikan kesadaran dan toleransi terhadap korban gangguan jiwa, sehingga mereka dapat hidup dengan lebih sejahtera dan integratif dalam masyarakat.
Artikel ini berusaha menguraikan pentingnya keterbukaan dalam menghadapi pengidap penyakit mental yang sering diasumsikan sebagai "pemikiran yang irasional". Dengan memahami bahwa gangguan jiwa bukanlah karena kekurangan intelektual atau moral, melainkan karena faktor biomedis yang kompleks, kita dapat membantu mengurangi stigmatiasi dan mensupport korban menuju jalur pemulihan yang lebih optimistis.
Notes:
https://rumahfilsafat.com/2017/04/03/posmodernisme-irasionalitas-dan-keadaan-dunia-saat-ini/
https://edukasi.kompas.com/read/2013/05/31/11101048/Masyarakat.Tak.Terbiasa.Berpikir.Rasional
https://lsfcogito.org/filsafat-dan-problem-irasionalitas-manusia/
https://ummetro.ac.id/batu-dan-air-antara-rasional-dan-irasional/
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/6605/1/Rizki%20Mah%20Bengi.pdf
https://rsmmbogor.com/belajar-cara-mengatasi-pikiran-irasional2251Hb
https://www.gramedia.com/literasi/rasional/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI