"Pakai baju warna senada nggak😝?"
"Hitam-hitam yuk. Kamu punya nggak?"
"Ada sih tapi nggak polos. Kalau pink atau biru?"
"Apa aja boleh. Terus buat konten tiktok 🤭."
Group besties yang cuma berisi saya, Chaha dan Lilis makin rame dengan pembicaraan serius mengenai agenda bukber di Bulan Ramadhan ini. Setelah sepakat menentukan hari bukber, bukannya bahas kafe mana yang akan didatangi, kami malah ngobrolin duluan mengenai warna pakaian dan jilbab yang akan samaan dipakai. Maklumlah ya anak muda kalau kumpul maunya foto kece kompakan, bahkan salah satu dari kami udah ngumpulin referensi video tiktok yang akan dibuat bersama nanti.
Barulah satu per satu dari kami memberikan list kafe untuk lokasi bukber dengan kriteria tempat Instagramable dan harga makanan yang berkualitas. Info harga menu makanan pun dengan mudah kami dapatkan dari gmaps, namun belum pasti dimana bukbernya sampai berhari-hari belum kepikiran mau bukber dimana. Kami lebih antusias dengan warna baju dan jilbab yang akan dipakai. Menjelang hari H, salah satu dari kami merekomendasikan kafe E yang cocok dengan pemandangan sawah apabila dilihat dari lantai dua dan langsung kami sepakati.
Pada hari H-nya di suatu pagi, salah satu dari bestie nyeletuk, "Sudah pesan belum? Nanti sudah dibooking penuh gimana?"
"Masak cuma datang 3 orang harus booking sih?" Bantah saya.
"Oh ya kenapa kita baru kepikiran ya. Tolong deh pesan dulu saja, takutnya sampai sana nggak kebagian tempat. Kan bisa milih tempat." Pinta Lilis.
Dibandingkan mereka berdua, rumah saya yang berada di pusat kota lebih dekat dengan kafe-kafe, makanya saya yang bisa dimintai tolong. Saya pun menuruti permintaan mereka meskipun baru sempat pergi ke kafe tersebut di siang hari.
Ternyata yang tidak diduga, lantai dua di kafe D yang ingin kami tempati tengah direnovasi sehingga tidak bisa menerima pelanggan dan hanya lantai satu yang bisa ditempati. Segera saya memberikan informasi kepada teman-teman kalau terpaksa tidak jadi pakai kafe E, sedangkan kalau pakai di lantai 1 kurang cocok suasananya.
Saya masih memiliki pemikiran, toh kalau kalau cari kafe lain pun bisa dilakukan nanti sore saja. Sore itu jam 3 saya dan Lilis menghadiri suatu event bersama, setelahnya baru bisa nyari kafe bareng-bareng, rencananya seperti itu. Jam 5 sore itu, saya dan Lilis yang selesai pulang dari event mulailah pergi mendatangi kafe B dari daftar lain yang kami list, yang tempatnya bagus dengan lantai dua pemandangan alun-alun kota. Bila sudah menemukan kafe, barulah Chaha akan menyusul datang nanti. Lagi-lagi kafe yang kami inginkan sudah tidak menerima pesanan, padahal saya sudah percaya diri melihat ke atas balkon lantai dua kafe B tersebut kosong dan belum didatangi pelanggan, ternyata semuanya sudah dibooking. Pergilah kami ke kafe selanjutnya, kafe C. Meskipun kafe C tidak terdiri dua lantai seperti dua kafe sebelumnya, kafe kali ini memiliki halaman luas sehingga kami bisa bukber secara outdoor apalagi makanannya enak dengan menu Jepang. Fakta yang harus kami terima, zonk!!! Kafe sudah penuh dibooking.
Akhirnya saya dan Lilis beralih ke kafe A yang menjadi daftar awal yang sempat kami tolak datangi karena harga menunya yang mahal dan terkenal dengan lama penyajian. Sampai sana kami jadi lega karena pegawai kafenya mengatakan mereka masih bisa menerima pesanan. "Tapi agak lama ya mbak, nggak apa-apa ya." Ucap pegawai kafe. Dengan kekurangan dari kafe A ini, terpaksa saya pun memilih tempat ini sebagai lokasi bukber kami, lagian bingung juga kafe mana yang masih kosong meja makannya di waktu menjelang berbuka sebentar lagi.
Saya merasa nggak enakan sama teman yang lain. Harusnya siang itu setelah tahu gagal dengan kafe yang pertama, seharusnya saya segera mencari kafe yang lain untuk bisa booking tempat, tanpa menunggu sore seperti ini. Nggak puas juga dengan menu makanannya, mana nggak ada takjil yang tersedia di menu seperti sup buah atau es campur. Saya menyamakan menu bersama kami berupa es teh dan nasi ayam bakar. Lamanya waktu memasak di kafe A ini, menurut saya pastinya makanan baru tersaji setelah adzan berkumandang atau mungkin setelah shalat magrib. Duh keburu bisa segera buka puasa nggak sih pas adzan? Dan mana segar membatalkan tanpa takjil?
Perburuan Takjil Dimulai dan Berhenti di Aice Mochi
"Tungguin meja ya, cari takjil dulu."
Khawatir nggak bisa segera berbuka tanpa adanya takjil, saya pun buru-buru mencari takjil di luar kafe. Bagi kami sih takjil tuh wajib banget pas buka puasa, butuh makanan atau minuman manis sebelum santap menu utama. Sembari menunggu si Chaha yang masih belum datang, saya pun buru-buru mencari takjil sendirian. Sementara Lilis menungguin meja kami biar nggak kepakai orang lain.
Berpacu dengan waktu yang sebentar lagi akan adzan magrib, saya pun putar-putar di sekitar alun-alun kota. Memang banyak penjual di pinggir jalan yang menjajakan takjil tapi ramai dikerumuni calon pembeli. Maunya sih saya mencari takjil yang cepat dibeli tanpa harus menunggu giliran antri. Mata saya tertuju pada gerai es krim yang khas warna biru, Aice. Merek es krim paling populer dan terkenal dengan es krim rasa kuliner Nusantara, di antaranya Aice Mochi dengan kulit mochi paling kenyal. Ragam varian rasa dari Aice Mochi seperti vanilla, cokelat, strawberry, durian dan red bean, dan yang terbaru varian klepon.
Eh kenapa pilih es krim Aice? Alasan saya menyukai Aice karena sudah menjadi cemilan favorit di rumah bersama keluarga jadi nggak mau es krim lain selain Aice. Aice es krim berkualitas, nggak pernah mengecewakan soal rasa. Varian rasa Aice banyak sekali, unik bentuk es krimnya dan harganya ramah di kantong. Cocok banget kan sebagai takjil yang manis dan menyegarkan. Dan juga nyari Aice tuh gampang karena tersedia di warung terdekat selain minimarket, makanya saya mudah menemukan Aice.
Mengingat waktu berbuka sebentar lagi, nggak butuh lama buat saya pilih-pilih es krim Aice yang disukai lalu bayar deh. Nggak cuma Aice Mochi, saya juga beli Aice 2 Colours Chocolate dan Aice Semangka. Dengan uang 10 ribu rupiah, sudah bisa bawa 4 es krim, murah banget!
"Ini kan Bulan Ramadhan, pasti dimana-mana penuh meja di kafe. Nah kan apa kubilang." Pas adzan berkumandang, Chaha yang sudah sampai di kafe langsung ngomel-ngomel. Tumpah juga sih kedongkolan my bestie yang sempat dipendam pas tadi puasa, sedih sih nggak berhasil bukber di kafe D.
"Kamu juga bilangnya baru tadi pagi." Saya nggak mau kalah untuk disalahin. Kemudian kami malah tertawa dan sadar kalau sama-sama salah. Harusnya bahas booking tempat, bukannya kebanyakan ribet warna jilbab dan pakaian, hahaha. Oke, oke, tahun depan nggak gini lagi deh.
"Tapi makasih loh ya traktiran takjilnya, es krim Aice enak manis loh!" Ujar Lilis yang langsung santap es krim Aice. Yah emang saya beliin gratis buat mereka biar nggak emosi nungguin pesanan makanan dan minuman yang benar saja belum datang tepat waktu.
Es Krim Aice Mochi, Takjil Spesial Bukber
Sebagai pecinta es krim, Aice Mochi Dessert beneran meningkatkan mood kami yang tadinya buruk jadi cair gegara kafe yang tidak sesuai harapan. Suasana buka bersama besties jadi manis ketika mengawali buka puasa dengan festive dessert yang spesial ini. AICEsiknya buka bersama kali ini. Chaha memilih makan Aice 2 Colours Chocolate, Lilis berbuka dengan Aice Mochi Chocolate, sedangkan saya sukanya Aice Mochi Klepon.
Yang spesial dari Aice Mochi itu teksturnya kenyal beneran seperti Mochi dari Sukabumi, inovatif banget kan es krim Aice! Apalagi rasa es krim yang dingin bikin segar berbuka puasa.
Nggak salah saya pilih Aice Mochi Klepon karena varian ini merupakan es krim mochi pertama dengan aroma dan rasa Klepon yang terinspirasi dari warisan kuliner Indonesia. Memang sih inovasi pertama selalu dari Aice. Terasa di mulut akan perpaduan Mochi asal Jawa Barat dan Klepon dari Jawa Tengah menjadi cita rasa kuliner Nusantara yang unik nan enak. Aroma pandan yang kuat dan rasanya Klepon banget. Melting di setiap gigitan, terasa taburan kelapa dan isian gula aren dari Aice Mochi Klepon ini. Tahu nggak sih kalau cita rasa es krim Klepon ini merupakan kerjasama Aice dengan Wonderful Indonesia. Taste Kleponnya emang nggak kaleng-kaleng deh. Fix ini es krim Mochi terenak loh!
"Besuk-besuk kita bukber lagi yuk dengan Aice. Nggak apa-apa kafenya nggak Instagramable atau mahal makanannya atau bahkan lama masaknya, yang penting takjilnya Aice. Jahat kamu, aku nggak dibeliin yang Aice Mochi!" Ucap Chaha yang ditujukan ke saya. Hahaha, sorry sorry Cha.
"Mau juga ngerasain Aice Mochi Klepon." Tambah Chaha yang merajuk.
"Mendingan di rumah aku saja, aku stock Aice Mochi yang banyak, biar puas makan takjilnya, gimana?" Sahut Lilis yang langsung dijawab setuju oleh saya dan Chaha. Wah ketagihan nih santap takjil bersama Aice Mochi. Alhamdulillah, AICEsiknya Ramadhan tahun ini dengan my besties.
