Mohon tunggu...
Fatmavati
Fatmavati Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Ada Adanya

Penikmat dunia fantasi, film kartun, dan bakso Https://www.Travrilia.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kuberi 5M untuk Tenggelamkan Ujaran Kebencian yang Mewabah

3 Agustus 2018   21:52 Diperbarui: 3 Agustus 2018   22:08 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Selamat datang di Indonesia. Negara yang masyarakatnya dari berbagai latar etnis dan agama yang berbeda, namun kesatuan bangsa semakin memudar."

Apakah ada yang keliru dengan pernyataan di atas?

Perjuangan Indonesia menyatukan perbedaan menjadi satu bangsa membutuhkan ratusan tahun, namun kini tidak mampu menjaganya karena konflik keagamaan yang memecah belah kalangan umat. 

Seiring berkembangan zaman, kecanggihan teknologi membantu maraknya ujaran kebencian yang melanda dalam balutan berita yang belum jelas kebenarannya atau bohong (hoax). Kemunculan hoax tidak lepas dari perkembangan teknologi yang kecepatannya telah berpengaruh pada tumbuhnya media sosial seperti Facebook, Twitter, Whatsapp, Line, dan sebagainya. Tidak ada batasan begitu informasi tersebar. 

Dalam hitungan detik, suatu konten negatif bisa berkembang lebih luas, bahkan yang berbau SARA. Munculnya wadah media sosial menjadikan masyarakat lebih mudah menerima, menyebarluaskan dan memberi komentar pada informasi tersebut. Timbullah perpecahan yang memisahkan rasa persaudaraan dan persatuan. Ujungnya Indonesia akan semakin terlempar jauh ke belakang jauh dari kemajuan bangsa.

Sujiwo Tedjo berkata, "Menghina Tuhan tak perlu dengan umpatan dan membakar Kitabnya. Khawatir besok kamu tak bisa makan saja itu sudah menghina Tuhan." Gampang saja menghina Tuhan di zaman sekarang. Lihatlah bangsa ini yang rentan menyinggung agama bahkan suku, ras dan golongan tertentu dengan tersebarnya ujaran kebencian, bukankah itu menghina Tuhan?

Kita bangsa yang beraneka agama, semua warga Indonesia memiliki agama, dan tidak ada yang atheis. Sungguh memalukan kita mudah terprovokasi akan konten yang tidak jelas dan malah menyulut ketegangan antar umat. Sungguh kondisi bangsa Indonesia kini sangat miris.

Kerukunan umat beragama di Indonesia sedang tercederai, tidak luput dari tangggungjawab pemimpin agama untuk membenahi. Tidak terkecuali Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim. 

Pemerintah adalah salah satu pihak yang wajib terlibat aktif melawan hoax. Tersebarnya berita hoaks di tengah masyarakat tentunya menimbulkan ketidapercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pemerintah harus serius menangani penyebaran hoax ini. Jika ujaran kebencian dibiarkan begitu saja, hal tersebut bisa membunuh bangsa secara perlahan-lahan.

Pada artikel kali ini, perkenankan BilaAkuJadiMenag. Walau hanya khayalan di siang bolong, tapi bolehlah saya meminjam peran Menag sejenak dan mengambil kebijakan dari sudut pandang seorang pemuda dalam problematika ini. BilaAkuJadiMenag, saya akan melawan ujaran kebencian dengan solusi 5M sebagai berikut :

1.  (M)engajak Indonesia Ber-tabayyun 

Sebagaimana telah diatur dalam Al-Qur'an (QS. Al-Hujurat 49: 6) yang mewajibkan umatnya untuk ber-tabayyun. Tabayyun dalam istilah Islam memiliki arti tidak tergesa-gesa. Kebijakan ber-tabayyun secara nasional adalah ajakan BilaAkuJadiMenag kepada masyarakat dalam menyikapi setiap berita yang diterima seharusnya tidak tergesa-gesa menelan mentah-mentah alias mengklarifikasi terlebih dahulu. 

Melalui akun resmi Kementerian Agama, ajakan tersebut disebarkan melalui website dan media sosial (facebook, twitter, dan youtube) dapat bentuk informasi kreatif baik grafis maupun video.  Dalam akun Kemenag, seluruh staff dan jajaran akan selalu mengawal datangnya berita-berita dan diklarifikasi kebenarannya sehingga pesan berita yang tersebar bisa diterima masyarakat. Juga saya akan mengerahkan instansi-instansi di bawah Kementerian Agama untuk untuk memperluas cakupan berita-berita positif.

Pesan ajakan ber-tabayyun juga akan disampaikan secara edukasi melalui televisi nasional yang merupakan wadah tontonan hampir masyarakat Indonesia, khususnya keluarga di rumah. Karena keluarga adalah garda terdepan mencegah berita bohong bagi anggota keluarganya terlebih anak-anak. Media massa dikerahkan sehingga sasaran yang dituju tersampaikan kepada khalayak masyarakat secara keseluruhan.

Tabayyun dilakukan dengan cek dan ricek secara teliti sumber berita yang didapat sehingga dapat meminimalkan penyebaran berita hoaks yang akan menyebabkan permusuhan dan pertikaian.

Sebaiknya masyarakat menghindari konten yang berbau SARA, berhati-hati terhadap judul yang provokatif, dan kenali alamat situs portal berita yang lebih terpercaya. Bahkan jika akan menyebarkannya ke media sosial, hendaknya berpikir ulang sebelum bertindak. Tidak hanya masyarakat awan, para wartawan juga harus melakukan verifikasi dalam etika jurnalisme agar masyarakat yang menjadi pembaca mendapatkan informasi yang akurat. Berita harus benar, jelas, dan fakta.

2. (M)engawal Generasi Muda dalam Menggunakan Media Sosial

Generasi muda menjadi perhatian besar karena sulit terpisahkan dari gawai. Sehari-hari mereka terpapar informasi internet dan sebagai pengguna terbesar media sosial, tentu gampang terpedaya berhadapan dengan godaan berita hoax untuk menyebarkannya. Perlu adanya penyuluhan terhadap mereka agar tidak mudah termakan oleh berita bohong.  

Pihak Kementerian Agama akan melakukan edukasi dengan menyuluh generasi muda melalui sekolah-sekolah. Bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, BilaAkuJadiMenag saya akan memasukkan literasi internet dan wawasan berkarakter berkebangsaan yang disisipi nilai-nilai kerukunan keberagaman ke pendidikan mereka. Menjalin kerjasama pula dengan pihak sekolah untuk mengawasi para muridnya dalam penggunaan media sosial. Dukungan keluarga pun diperlukan dalam mengawasi mereka ketika di rumah.

3. (M)elibatkan Influencer untuk Menyebarkan Konten Positif.

Konten negatif perlu ditepis dengan konten positif. Masyarakat Indonesia yang senang membuka media sosial tentunya mengikuti banyak akun berpengaruh. 

BilaAkuJadiMenag, saya akan merangkul para influencer seperti blogger, musisi, selebgram dan youtuber yang mengambil peranan penting dalam dunia media sosial. Mengajak mereka berkampaye menolak hoaks dengan menggaungkan konten kreatif baik berupa tulisan, blog, video, infografis, gambar, suara, dan lainnya melalui platform masing-masing. Memiliki follower yang banyak, tentunya para influencer mempunyai pengaruh besar yang bisa tersampaikan dan menjadi model tauladan.

4. (M)engadakan Program Muda Dakwah Damai Digital.

Dakwah perlu dikembangkan dan ditingkatkan melalui digital. BilaAkuJadiMenag akan mengadakan progam Muda Dakwah Damai Digital (MD3) yang mengambil perwakilan setiap provinsi untuk diberikan pelatihan dan pembinaan. 

Outputnya menghasilkan duta dakwah yang menyebarkan perdamaian di setiap provinsi-provinsi Indonesia dengan menggaungkan perdamaian melalui media. Mereka memiliki tugas-tugas tertentu yang mengajak masyarakat luas di Indonesia untuk ikut berpartisipasi memanfaatkan media sosial dengan positif.

5. (M)emupuk Kebersamaan Bangsa Melalui Organisasi Keagamaan dan Para Pemuka Agama Sebagai Penyampai Pesan Kebaikan Bagi Umat.

Tidak ada agama yang mendukung penyebaran ujaran kebencian. BilaAkuJadiMenag, saya akan menggandeng tokoh agama yang tampil langsung di kalangan masyarakat melalui aktifitas ceramah ataupun forum besar yang mendiskusikan nilai-nilai ketakwaan juga membahas isu yang tengah berkembang. Mengajarkan pentingnya menjaga keberagaman umat yang beraneka ragam, saling hormat-menghormat, menghargai agama dan kepercayaan orang lain.

 ***

Inilah cara BilaAkuJadiMenag dengan memberikan kebijakan 5 M yakni Mengajak, Mengawal, Melibatkan, Mengadakan, Memupuk. Yang kebanyakan memfokuskan kepada generasi muda sebagai pengguna terbesar media sosial. 

Harapannya dengan senantiasa menjaga keberagaman, kita akan bisa mencintai Indonesia dan dapat menenggelamkan ujaran kebencian yang mewabah di kalangan masyarakat. Ayo Cerdas Menanggapi Berita Hoax!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun