Empati adalah keterampilan sosial yang sangat penting bagi anak-anak, terutama di era modern yang sarat dengan tantangan sosial. (Lulu Rahma Aulia et al., 2024) kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain merupakan fondasi penting dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat.Â
Dalam konteks keberagaman, empati membantu anak-anak untuk menghargai perbedaan budaya dan perspektif, sehingga menciptakan keharmonisan sosial dalam lingkungan yang semakin kompleks. Dengan mengembangkan empati, anak-anak tidak hanya belajar untuk berinteraksi dengan baik, tetapi juga untuk berkontribusi positif terhadap komunitas mereka (Sagala et al., 2024)
Namun, pembentukan empati tidaklah tanpa tantangan, terutama di zaman digital saat ini. Kecanggihan teknologi dan dominasi media sosial sering kali mengurangi kemampuan anak-anak untuk merasakan dan memahami emosi orang lain secara langsung. (Novriadi et al., 2023) mencatat bahwa interaksi sosial yang berkurang akibat ketergantungan pada alat digital dapat menyebabkan penurunan tingkat empati di kalangan anak-anak.Â
Mereka lebih cenderung berfokus pada interaksi virtual yang sering kali tidak mencerminkan kompleksitas emosi manusia yang sebenarnya. Hal ini menuntut pendekatan yang lebih kreatif dan efektif untuk mengatasi masalah ini.
Salah satu metode yang menjanjikan untuk menumbuhkan empati pada anakanak adalah melalui seni drama. Drama bukan hanya sekadar bentuk hiburan, tetapi juga alat pendidikan yang kuat yang dapat membantu anak-anak memahami dan
merasakan pengalaman orang lain. (Hamidaturrohmah et al., 2020) dengan berperan dalam berbagai karakter, anak-anak dapat lebih mudah mengidentifikasi dan merasakan emosi yang dialami oleh orang lain. Kegiatan drama yang melibatkan kolaborasi dan komunikasi antar pemain dapat menciptakan pengalaman belajar yang mendalam, di mana anak-anak dapat melihat dunia dari perspektif yang berbeda, sehingga memperkuat kemampuan empati mereka.
A. Pentingnya Empati Bagi Anak
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain. Menurut Goleman (1999), empati bukan hanya tentang merasakan apa yang dirasakan orang lain, tetapi juga tentang memahami konteks emosional yang mendasarinya. Ini adalah keterampilan penting yang membantu anak-anak menjalin hubungan yang sehat dan positif dengan orang lain.
Empati berperan krusial dalam perkembangan emosional dan sosial anak. Ketika anak-anak belajar untuk memahami perasaan orang lain, mereka juga belajar untuk mengelola emosi mereka sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki tingkat empati yang tinggi cenderung memiliki hubungan interpersonal yang lebih baik (Umar et al., 2022). Pengembangan empati membantu anak-anak berinteraksi secara positif dengan teman sebaya dan orang dewasa, menciptakan lingkungan yang saling mendukung.
Empati memungkinkan anak-anak untuk memahami keberagaman. Dalam masyarakat yang semakin beragam, kemampuan untuk merasakan dan menghargai perasaan orang lain sangat penting. Anak-anak yang empatik lebih mungkin untuk menunjukkan toleransi dan menghindari perilaku agresif, seperti bullying (Aderoben et al., 2024)
B. Drama sebagai Alat untuk Menghidupkan Empati