Mohon tunggu...
Aiko Andreya Rusyana
Aiko Andreya Rusyana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

suka masak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenangan di Desa Buntu Wonosobo

4 April 2024   11:48 Diperbarui: 4 April 2024   11:53 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 3 Maret 2024, Semua murid kelas 10 sekolah Global Prestasi  melakukan kegiatan Local Immersion ke desa Buntu Wonosobo. Kegiatan ini wajib dilakukan oleh semua murid kelas 10 dengan tujuan, menjadikan seluruh murid Global Prestasi agar memiliki kepribadian yang lebih disiplin dan lebih baik lagi kedepannya. Local Immersion ini dilakukan selama 6 hari, dimulai dari tanggal 3 - 8 maret.  Dihari pertama kami berangkat pada jam 9 malam, perjalanan ini menempuh waktu 8 jam. Jadi kurang lebih kami akan sampai di desa Buntu Wonosobo pada jam 7 pagi.

Keesokan harinya, kami tiba di desa Buntu wonosobo dini hari. Di sana kami langsung disambut dengan hujan gerimis, dan udaranya yang sejuk. Setelah turun dari bus, kami harus berkumpul dahulu di posko untuk pembagian rumah dan orangtua asuh dengan berjalan kaki dari parkiran bus sampai masuk ke desa Buntu. 

Perjalanan menuju posko ini cukup menanjak dan licin Karena adanya hujan gerimis, jadi kami harus berhati hati saat menuju posko. Setibanya di posko kami langsung melakukan pembagian rumah dan orangtua asuh selama tinggal di desa Buntu, kami juga diberi informasi bahwa harus berkumpul lagi setelah pergi ke rumah orangtua asuh untuk menaruh barang karena sehabis ini kami harus melakukan kegiatan pawai bersama warga desa Buntu. 

Kegiatan ini merupakan tradisi yang biasanya dilakukan warga desa Buntu semiggu sebelum bulan ramadan dalam rangka menyambut bulan suci yang akan datang. Pawai ini dilakukan dengan cara mengelilingi desa Buntu wonosobo bersama warga di sana, cuaca saat melakukan pawai awalnya cerah namun tiba tiba berubah menjadi mendung dan kembali hujan, mungkin karena musim hujan jadi cuaca mudah  berubah rubah. Kami pun sempat bertanya mengenai cuaca yang ada di desa buntu kepada orangtua asuh kami yang bernama Bapak widi, katanya karena sedang musim hujan jadi sudah pasti setiap harinya akan hujan. Berbeda dengan cuaca di bekasi, yang walaupun musim hujan tapi tidak setiap hari akan turun hujan dan bahkan jarang. Oleh karena itu, pak Widi juga mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaannya yaitu bertani karena cuacanya yang selalu hujan. 

Di hari ketiga,  Kami memulai hari dengan mengajar di SDN1 desa Buntu, lalu di sore hari kami melanjutkan kegiatan bazaar di posko tempat kami berkumpul. Esok harinya kami bertani dengan orangtua asuh masing masing di ladang milik mereka. Karena matahari mulai terang, kami lanjut berkumpul dengan kelompok kami untuk melakukan kegiatan posyandu. Posyandu tersebut berada di samping SDN1 Buntu tempat kemarin kami mengajar. Selanjutnya kami pulang ke rumah masing-masing untuk persiapan pentas seni dimalam hari nanti. Banyak warga yang antusias dengan pentas seni ini. Saat pensi, kelompok kami menampilkan tari kreasi dan sedikit tarian modern. 

Akhirnya, di hari kelima yaitu hari terakhir. Kami hanya tingal melakukan perjalanan ke beberapa tempat turis. Lalu kembali ke desa Buntu untuk berpamitan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun