Mohon tunggu...
Ahmad Ikhwan
Ahmad Ikhwan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Siapkah Bandungan Menyambut Wisatawan?

1 Agustus 2018   08:00 Diperbarui: 2 Agustus 2018   04:08 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kompas.com/Slamet Priyatin

Terletak di ketinggian 892 meter dari permukaan laut, Bandungan terasa sejuk dan udaranya segar. Bandungan berada di lereng gunung Ungaran sehingga dikelilingi pesona alam yang indah. 

Sudut pandang yang luas untuk menatap kota Ungaran, Salatiga dan Ambarawa serta ketersedian sumber mata air yang melimpah membuat Bandungan mudah untuk disentuh menjadi destinasi wisata. 

Ditunjang tanahnya yang subur, Bandungan memiliki keanekaragaman hayati sehingga tumbuh berbagai tanaman berhawa dingin seperti aneka bunga, sayur-sayuran, buah klengkeng yang mendukung pengembangan wisata hortikultural.

Bandungan punya potensi luar biasa di bidang pariwisata dengan bertambahnya spot wisata alam selain dari pada tempat wisata yg sudah lama berdiri seperti new waterpark Bandungan, Candi Gedong songo dan Umbul sidomukti. 

Saat ini berdiri beberapa taman wisata dan bunga yang menarik perhatian wisatawan lokal atau regional sehingga mereka lebih menikmati kota Bandungan. 

Apalagi Bandungan dekat dengan ibukota propinsi Jateng, Semarang, sehingga kegiatan seminar atau rapat penting banyak dilakukan di kota ini. Tentunya ini memberikan multiplier efek pada sektor lain seperti tumbuhnya bisnis kuliner dan perhotelan di sekitar Bandungan.

Problem Pengembangan

Seperti kota-kota wisata pegunungan di berbagai daerah seperti Lembang (Bandung), Puncak (Bogor), Baturaden (Purwokerto) dan Batu (Malang), masalah utama yg dihadapi Bandungan adalah kemacetan terutama ketika membanjirnya pengunjung di hari libur. 

Pertumbuhan daerah wisata tidak dibarengi dengan ketersediaan jalan sehingga muncul masalah baru seperti jarak tempuh terlalu lama, keterbatasan waktu kunjungan dan tidak optimalnya tempat wisata yang dinikmati. 

Kendala ini mengakibatkan wisatawan ke Bandungan jarang yang bermalam namun mereka cenderung datang kemudian pulang. Tentunya dalam jangka panjang kondisi ini akan mempengaruhi animo pelancong yang berdampak pada penurunan pendapatan daerah dalam sektor retribusi wisata. 

Kita bisa berkaca pada wisata daerah Batu dimana terdapat banyak tempat menarik seperti Jatim park I, Batu secret zoo, Batu nice spectakuler, Eco green park, Museum Angkut, Taman selecta dsb. Ditunjang jalan yang relatih lancar, wisatawan ingin mengunjungi setiap destinasi dengan menginap di sekitar Batu.

Kondisi ini diperparah tidak adanya transportasi umum antar tempat wisata sehingga wisatawan lebih memilih kendaraan pribadi yang menambah beban kemacetan. 

Suatu terobosan luar biasa jika transportasi antar tempat wisata Bandungan terintegrasi dengan menyediakan kendaraan umum dengan trayek kontinyu yang akan mendorong wisatawan level menengah ke bawah berkungjung dari satu tempat ke tempat wisata yang lain.

Keterbatasan fasilitas pendukung wisata seperti lahan parkir juga menjadi masalah pengembangan Bandungan. Belum adanya tempat yang representatif untuk menampung bis wisata menjadi hambatan datangnya pengunjung secara masif.

Pengelolaan wisata di daerah Batu raden -- Purwokerto bisa menjadi contoh dimana terdapat terminal yang menampung angkutan umum maupun bis wisata yang menghindari titik kemacetan di sekitar area wisata.

Selain itu keterbatasan tempat kuliner yang mampu menampung banyak wisatawan di Bandungan dipandang oleh beberapa biro travel merupakan sisi lemah. 

Jika dibanding dengan Puncak, Lembang dan Batu maka dukungan restoran di Bandungan jauh dari mencukupi dimana terdapat hanya 2 restoran yang memadai (tabel 1). 

Oleh karena itu perlu adanya insentif kebijakan  pemda Kab. Semarang bersama PHRI (perhimpunan hotel dan restoran Indonesia) agar menyediakan lebih banyak restoran. Dipahami bersama bahwa daya tarik tempat wisata, perhotelan dan kuliner merupakan aspek yang saling mendukung dalam menarik turis.

Citra Bandungan sebagai kota wisata dinilai banyak pihak juga belum ramah untuk refreshing keluarga karena image maraknya prostitusi dengan berdirinya beberapa cafe dan kos yang disalahgunakan. 

Mestinya Bandungan bisa lebih ditonjolkan destinasi wisata alam agar daya atraktifnya mampu mendorong berbagai level usia, status dan gaya hidup pengunjung menikmati keindahan alam. 

Keindahan kota Lembang dengan berbagai tempat wisata seperti Gunung Tangkubang perahu, Obsevarium Boscha, Floating market, Curug maribaya, Pemandian air panas Ciater memperkuat daya magnitute Lembang sebagai wisata keluarga.

Perbaikan Infrastruktur

Saat ini sudah mendesak perlu dibangun jalur alternatif di sekitar Bandungan untuk mengurai kemacetan. Selama hampir satu dekade ini hampir tidak ada penambahan jalan di Bandungan yang berkisar panjangnya hanya 96,39 km sehingga tidak mampu menampung animo pengunjung wisatawan yang tumbuh 10% (tabel 2).  

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, selama th 2018  diperkirakan sebanyak 555.033 wisatawan akan berkunjung ke Bandungan. Kalau tidak ada penambahan jalan tentunya bisa dibayangkan kemacetan akan menjadi pemandangan sehari-hari menggantikan keindahan tempat --tempat wisata. 

Saat ini memang ada upaya untuk memperlebar jalan di beberapa ruas, namun melihat perkembangan wisatawan tampaknya usaha ini kurang mampu mengurai kepadatan lalu lintas transportasi.

Jalan dari arah Jimbaran maupun Ambarawa selalu melewati segi empat pasar Bandungan sehingga tanpa jalan alternatif, solusi mengurai kemacetan susah diraih. 

Melalui jalan alternatif selain untuk memperlanjar pergerakan wisatawan juga untuk membuka daerah keramaian baru yang sangat mendukung pengembangan Bandungan. 

Perputaran ekonomi Bandungan tidak hanya berpusat di pasar Bandungan dan pasar Jetis namun bisa dikembangkan melalui pembukaan keramaian di jalur alternatif yang melewati Ambarawa-Jetis-Karanglo-Sumowono atau Jimbaran-Ampelgading-Sumowono.

Pembenahan infrastruktur transportasi Bandungan menjadi masalah krusial. Salah satu pendukung wisata yaitu ketersediaan kantong-kantong parkir agar bus wisata dan mobil pribadi bisa menjangkau daerah wisata. 

Selain itu ketersediaan terminal yang menghubungkan transportasi antar tempat wisata sangat krusial dipikirkan agar selain memberikan kenyamanan wisatawan yang menggunakan transportasi umum juga mengurangi kendaraan pribadi. 

Keengganan wisatawan untuk menikmati daerah wisata Puncak-Cibodas bisa menjadi renungan bersama. Mereka lebih menyukai naik ke Bogor untuk mengunjungi wisata taman Safari maupun  Matahari agar terhindar dari kemacetan jalan di Puncak

Pemerintah daerah juga perlu membangun citra positip wisata Bandungan dengan mereposisinya menjadi destinasi yg ramah keluarga dan jauh dari kesan prostitusi. Kesan positip ini akan meningkatkan dampak okupansi hotel. 

Jika sebelumnya wisatawan hanya mengunjungi tempat wisata dan menikmati kuliner namun tumbuhnya berbagai destinasi baru di Bandungan wisatawan perlu bermalam di berbagai hotel di Bandungan. 

Pemerintah daerah perlu menegakkan aturan main yang jelas untuk menata hotel, villa, karaoke, caf dan rumah kos sehingga meyakinkan keluarga untuk berlama-lama di Bandungan.

Pembukaan jalan alternatif dan pembangunan infrastruktur juga untuk memperkuat dampak lain yaitu kelancaran distribusi hasil pertanian Bandungan terutama sayur mayur dan tanaman bunga.  

Pembukaan jalan alternatif selain memperlancar pemanenan juga mendukung pemasaran. Jangan sampai kemacetan akibat dari perkembangan pariwisata menghambat perkembangan distribusi hasil pertanian, kondisi yang sama juga dihadapi petani di daerah Lembang. 

Pemasaran sayur-mayur dan bunga membutuhkan waktu pengiriman yang cepat agar produknya  tidak mengalami penurunan nilai. Produktiftas pertanian Bandungan cukup baik sekitar 18% (Ku/Ha) sehingga diperkirakan pada tahun 2018 dengan luas lahan pertanian bukan sawah sebesar 1.428 ha akan menghasilkan sekitar 3.897 ton hasil pertanian non padi. 

Fakta ini butuh perjuangan pemerintah daerah untuk mendukung pemasarannya agar pencapaian pendapatan perkapita Bandungan dapat terpelihara.

Saat ini di Bandungan sedang tumbuh tempat wisata baru seperti taman Celosia dan taman bunga Setiya aji. Kita berharap berdiri lebih banyak lagi tempat wisata di Bandungan yang memperkuat sebagai destinasi wisata. 

Tentunya perlu segera dukungan pemerintah daerah dalam memperlancar infrastruktur jalan maupun fasilitas umum agar pertumbuhan Bandungan dalam pariwisata maupun upaya lebih mendukung distribusi hasil pertanian dapat berjalan seiring.

sumber: Biro Pusat Statistik
sumber: Biro Pusat Statistik
Penulis : 

Ahmad Ikhwan Setiawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun