Mohon tunggu...
Aika ZahidahRohadatulaisy
Aika ZahidahRohadatulaisy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Biologi UNS

Halo, nama saya Aika Zahidah Rohadatul'aisy, saya merupakan mahasiswa S1 Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret (UNS). Saya memiliki ketertarikan dalam bidang sains dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buruknya Pendidikan Indonesia, Ancaman bagi Masa Depan Penerus Bangsa

20 Oktober 2024   07:02 Diperbarui: 20 Oktober 2024   07:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan faktor utama kemajuan sebuah bangsa. Namun, seperti yang kita ketahui saat ini, sistem pendidikan di Indonesia berada pada ambang yang mengkhawatirkan. Pendidikan di Indonesia menghadapi beberapa masalah yang kompleks dan berlapis. Permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini seperti kesenjangan akses pendidikan, kurangnya guru yang berkualitas, kesenjangan fasilitas, tingginya angka putus sekolah, dan kurangnya pendidikan karakter perlu dipertanyakan secara kritis karena berdampak pada masa depan generasi muda dan masa depan bangsa. Mengapa pendidikan di Indonesia masih terjebak dalam lingkaran permasalahan yang sama? Mengapa pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata ideal? Apa solusi yang sudah diimplementasikan pemerintah untuk menangani permasalahan ini?

Kesenjangan Akses Pendidikan

Masalah yang paling mencolok saat ini adalah kesenjangan pendidikan antarmasyarakat pedesaan dan perkotaan. Di wilayah perkotaan, masyarakat memiliki akses pendidikan yang lebih baik seperti sekolah-sekolah berkualitas yang dilengkapi dengan fasilitas memadai serta tenaga pengajar yang mumpuni. Namun, di pedesaan khususnya wilayah terpencil, masih banyak sekolah yang kekurangan fasilitas seperti ruang kelas dan perpustakaan. Kemampuan mengakses internet dan teknologi juga menjadi sebuah kesenjangan. Di kota, siswa terbiasa menggunakan teknologi dan melakukan pembelajaran secara daring. Sementara itu, di desa masih sulit untuk menggunakan internet dan alat-alat elektronik guna menunjang pembelajaran.

Permasalahan pendidikan ini tidak akan terselesaikan hanya dengan dibuatnya kebijakan. Diperlukan komitmen dan tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah perlu melakukan pemerataan akses pendidikan ke wilayah terpencil, memperbaiki infrastruktur, serta menyediakan fasilitas pembelajaran yang memadai.

Penurunan Kualitas Guru

Guru merupakan garda terdepan dalam pendidikan. Mereka adalah sosok yang menginspirasi dan membimbing para siswa untuk mencapai cita-cita nya. Namun, banyak dari mereka tidak mendapat perhatian yang cukup seperti kurangnya pelatihan untuk mengembangkan kompetensi diri mereka. Selain itu, banyak pula guru di daerah terpencil kekurangan sarana prasarana dan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan mengajar mereka. Pemerintah seharusnya meningkatkan program pelatihan dan pengembangan kompetensi guru baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan serta memberikan fasilitas yang layak guna mendukung proses pengajaran.

Meningkatnya Angka Putus Sekolah

Putus sekolah merupakan salah satu isu besar dalam dunia pendidikan. Angka putus sekolah di Indonesia terbilang masih sangat tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2023, angka putus sekolah tingkat SD mencapai 0,13 persen, SMP 1,06 persen, dan SMA 1,38 persen. Dari data tersebut, ada setidaknya 31.246 siswa SD, 105.659 siswa SMP, dan 73.388 siswa SMA yang putus sekolah (detiknews, 15/05/24). Salah satu faktor penyebab tingginya angka ini adalah rantai kemiskinan. Meskipun pemerintah telah berupaya menyediakan sekolah gratis, kenyataannya masih banyak anak yang terpaksa putus sekolah dan memilih untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Di daerah pedesaan, pendidikan masih dianggap sebagai sesuatu yang mewah. Meskipun pemerintah telah memberikan program bantuan berupa Kartu Indoneisa Pintar (KIP) untuk membantu meringankan biaya pendidikan, namun biaya disamping itu seperti ongkos transportasi, buku, dan seragam masih dianggap berat yang membuat kebanyakan anak terpaksa bekerja membantu orang tua mereka daripada melanjutkan sekolah.

Kurangnya Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter menjadi salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan karakter membentuk pribadi yang bermoral, bertanggung jawab, dan peduli terhadap sesama. Akan tetapi, pendidikan karakter yang seharusnya menjadi hal dasar dan fondasi utama mulai terabaikan. Banyak sekolah yang lebih mementingkan pendidikan akademik namun mengesampingkan pendidikan karakter itu sendiri. Tidak hanya di sekolah, orang tua di rumah juga memiliki peranan penting dalam pendidikan karakter pada anak karena nilai-nilai karakter ini pertama kali dipelajari di rumah. Selain itu, sebagian besar waktu anak dihabiskan dirumah sehingga apa yang dilakukan orang tua menjadi contoh yang akan mempengaruhi karakter anak nantinya.

Dalam mengatasi permasalahan ini, diperlukan kerjasama antara orang tua dengan guru di sekolah. Orang tua tidak seharusnya menyerahkan sepenuhnya pendidikan karakter anak kepada guru. Orang tua dan guru harus memiliki pemahaman yang sama tentang nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan pada anak, agar tidak terjadi perbedaan antara apa yang diajarkan di sekolah dan di rumah. Orang tua dan guru harus bekerja sama untuk memastikan nilai-nilai yang sama diajarkan di rumah dan di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun