Mohon tunggu...
Ai Hikmawati
Ai Hikmawati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semua Orang Bisa Menulis

16 Maret 2017   15:32 Diperbarui: 16 Maret 2017   15:49 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis merupakan proses berpikir tingkat tinggi. Tanpa sadar, ketika kita mendeskripsikan suatu kejadian, suatu benda, seseorang, maupun suatu tempat dalam bentuk tulisan. Kita sedang menerapkan gaya berpikir tingkat tinggi. Bukanlah hal mudah, manakala orang yang membaca tulisan kita, sehingga mereka dapat membayangkan apa yang kita tuliskan. Betapa tidak, karena ada proses berpikir tingkat tinggi di dalamnya. Analisa yang mendalam terhadap data dan fakta yang terbuka dalam imajinasi seorang penulis, menuntut kepiawaian untuk mengapresiasikan datanya dalam kalimat-kalimat yang dapat dipahami oleh para pembaca.

Penulis hidup dengan keresahannya. Keresahan itu merupakan sumber inspirasi seorang penulis untuk menuangkan idenya. Seorang penulis yang produktif, selalu mencari keresahan sebagai sumber inspirasinya untuk menulis. Bahkan bisa dikatakan, eksistensi seorang sudah tak ada manakala dia sudah tidak merasakan keresahan lagi. 

Karena dalam keresahan itulah, muncul berbagai pertanyaan dan permasalahan yang harus dicari solusinya. Keresahan akan terus berlanjut, jika kemudian solusi dari permasalahan tersebut mendapat tanggapan yang berbeda dari pembacanya. Sering kali sebuah artikel yang termuat pada sebuah media, menjadi bahan polemik yang berkepanjangan. Ada interaksi dialogis di dalamnya, antara yang mendukung pendapat penulis dengan yang kontra terhadap tulisannnya. Tentu saja ini membutuhkan proses literasi yang panjang.

Menulis tentang inspirasi menulis tentunya tidak akan habisnya. Akhirnya semuanya bermuara pada keinginan seorang penulis. Menulis harus dengan hati, tak ada keterpaksaan dan tak ada kewajiban. Apa yang terpikirkan, apa yang terbersit dalam benak, dan apa yang hendak terucap, akan terasa mebludak dalam tulisan jika kita mengasah jiwa menulis kita. Bahwa semua orang bisa menulis adalah sesuatu yang sangat mungkin. Kuncinya hanya terletak pada itikad kita untuk menjadikan menulis sebagai sebuah kesadaran diri. Jika menulis lebih diasumsikan pada tugas dan kewajiban, maka tulisan itu tak berjiwa. Sehingga tulisan menjadi datar dan gahar. Maka marilah kita menulis dengan hati, karena semua orang bisa menulis.

Penulis adalah Pengajar di SMPN 1 Cipanas dan anggota di KPLJ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun