Islam secara rinci telah mengatur berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Mulai dari hal yang sederhana seperti adab makan, hingga yang lebih spesifik seperti kegiatan jual beli dan transaksi keuangan. Islam bahkan sudah menentukan syarat, cara, hingga transaksi yang dilarang dalam keuangan syariah. Hal ini tentu bertujuan agar tidak ada pihak yang nantinya akan dirugikan dari transaksi tersebut.
Transaksi yang dilarang dalam Islam sendiri didasari oleh dua faktor, yaitu berdasarkan cara bertransaksinya dan berdasarkan objek transaksinya. Zat yang terlarang untuk diperjualbelikan dalam Islam contohnya narkoba, bangkai, minuman beralkohol, atau organ dalam manusia. Sedangkan jika menurut cara transaksinya, ketentuan larangan dapat dibagi menjadi beberapa kategori.
Transaksi yang dilarang dalam perbankan syariah, di antaranya:
Riba: Transaksi pinjam-meminjam uang dengan bungaÂ
Gharar: Transaksi yang mengandung unsur ketidakjelasan, tipuan, atau tindakan yang bertujuan untuk merugikan orang lainÂ
Maysir: Transaksi yang bersifat spekulatif dan tidak berkaitan dengan produktifitas serta bersifat perjudianÂ
Dzulm: Transaksi yang memberikan sesuatu tidak sesuai ketentuannyaÂ
Tahdeed: Transaksi yang melibatkan ancaman atau pemaksaan kepada salah satu pihakÂ
Ghalat: Transaksi yang terjadi ketika salah satu pihak memberikan informasi yang salah secara tidak sengajaÂ
Khedaa: Penipuan dalam transaksi, seperti menyembunyikan cacat barang atau memanipulasi informasi terkait kualitas barangÂ
Tadlis: Situasi di mana salah satu dari pihak yang bertransaksi berusaha untuk menyembunyikan informasi dari pihak yang lainÂ
Bai' Najasy: Permintaan palsuÂ
Ghabn: Perbedaan harga yang signifikan jauh di antara harga barang dengan harga penawaran
Berikut ini adalah contoh contoh dari larangan transaksi ada perbankan syariah keuangan syariah dan bank syariah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H