Surabaya -- Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, program Virtual Impact Circle (VIC) inisasi AIESEC in Surabaya mengangkat isu sustainable fashion sembari menjaga kelestarian warisan budaya Indonesia di bidang tata busana. Pada hari Sabtu, 22 Juli 2023 lalu, acara VIC berfokus pada Sustainable Development Goals (SDGs) No. 12, yaitu Responsible Consumption and Production, dengan mengangkat tema "The Essence of Indonesian Culture: A Timeless Heritage and a Breakthrough to Sustainable Fashion."
Impact Circle adalah sebuah platform yang diwadahi oleh AIESEC bagi para pemuda untuk menambah wawasan, meningkatkan kesadaran, dan menciptakan dampak positif yang nyata di lingkungan terhadap beragam topik penting yang sejalan dengan SDGs. Melalui acara ini, AIESEC in Surabaya ingin menyatukan para generasi muda yang memiliki ketertarikan dalam SDGs untuk memahami pentingnya melestarikan budaya Indonesia melalui praktik dan pengembangan sustainable fashion.
Pada tahun ini, VIC berkolaborasi dengan Feodora Bali sebagai financial partner. Sebagai brand lokal yang mengkhususkan diri dalam produksi berbagai macam tas berkategori sustainable fashion, Feodora Bali telah berhasil menjadi simbol penggunaan rotan dan kulit Italia terbaik yang dirajut secara handmade oleh para perajin berbakat di Bali. Dengan begitu, Feodora Bali turut mendukung, mengapresiasi, serta melestarikan warisan budaya Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat.
Tidak hanya itu, Feodora Bali juga mempromosikan sustainable fashion melalui desain  mewah dan elegan yang menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Hal ini menggambarkan komitmen mereka terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta turut memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan. Berkat komitmen brand terhadap sustainable fashion, Feodora Bali meraih popularitas ke seluruh Indonesia.  Hasil produksi awal dari Feodora Bali langsung disalurkan ke 30 hotel dan resorts bintang lima di Bali dan beberapa bandara di Indonesia.
Â
Acara ini dibintangi oleh tiga narasumber yang memiliki kontribusi dalam bidang fashion keberlanjutan di Indonesia, yakni Kerri Na Basaria selaku CEO & Founder of Tobatenun, Â R. M. Radinindra Nayaka Anilasuta selaku Creative Director House of Radinindra, dan Murni Amalia Ridha selaku Brand Manager Nona Rara Batik. Tidak berhenti sampai di sini, VIC 2023 juga mendatangkan tamu spesial, yakni Dr. H. Sandiaga Salahauddin Uno, B.B.A. M.B.A, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, untuk memberikan exclusive remarks.
Kerri Na Basaria menjadi pembuka sesi pemaparan materi dengan topik "Weaving the Past, Shaping the Future: Indonesian Heritage as a Catalyst for Sustainable Fashion." Pada sesi ini, Kak Kerri berbagi pengetahuan seputar keberagaman budaya Indonesia, khususnya dalam bidang mode keberlanjutan. Tidak hanya itu, Kak Kerri juga menjelaskan mengenai penggunaan bahan baku yang bersifat ramah lingkungan, metode, peluang, serta tantangan dalam mempromosikan busana tradisional Indonesia yang termasuk dalam kategori sustainable fashion. Terakhir, Kak Kerri pun mengingatkan pentingnya praktik slow fashion untuk memelihara lingkungan.
"Sustainability merupakan sebuah norma yang harus diterapkan dalam setiap industri fashion," ungkap Kerri Na Basaria pada akhir sesi, Sabtu (22/7).
Selanjutnya, R.M. Radinindra Nayaka Anilasuta turut meramaikan acara dengan membawakan topik "Threads of Indonesia: Celebrating Cultural Diversity through Traditional Fashion." Dalam pemaparannya, Kak Nayaka berfokus pada sejarah batik sebagai warisan budaya Indonesia dan upaya untuk melestarikan batik tanpa memotong kain. Kemudian, Kak Nayaka menampilkan beberapa contoh busana kontemporer yang merupakan hasil penggabungan antara busana tradisional dan masa kini. Sang desainer pun kerap menggaungkan kolaborasi dan keterlibatan masyarakat dalam mempromosikan sustainable fashion juga melestarikan kebudayaan Indonesia.