Mohon tunggu...
Aidzina F
Aidzina F Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Harmoni Islam untuk Mewujudkan Kehidupan Seimbang Antara Tuhan, Sesama dan Alam Semesta

21 Januari 2025   12:22 Diperbarui: 21 Januari 2025   12:20 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Islam merupakan agama yang mengajarkan hubungan keseimbangan pada semua aspek kehidupan manusia. Untuk mendapatkan kehidupan yang harmonis dan seimbang, Islam mengajarkan untuk menjaga keseimbangan kebutuhan spiritual dan duniawi. Dalam perspektif islam tidak hanya menekankan hubungan manusia dengan Allah (Hablum minAllah), melainkan hubungan manusia dengan sesama manusia (hablum minannas) dan manusia dengan alam semesta (hablum min `Alam).

Konsep harmoni dalam Islam menjadi landasan penting dalam pembentukan masyarakat yang damai dan berkeadilan. Keharmonisan dalam islam juga tercermin dalam keseimbangan akidah (keyakinan) dan akhlak (moral). Nilai-nilai akidah Islam, seperti keimanan kepada Allah, keadilan, dan kasih sayang berperan besar dalam membangun harmoni tersebut. Akidah Islam tidak hanya mengajarkan keyakinan, tetapi juga memberikan panduan praktis untuk menciptakan keseimbangan antara kebutuhan spiritual dan sosial manusia.

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat [49]: 13).


Ayat ini menegaskan pentingnya penghormatan terhadap kesetaraan manusia dalam keragaman. Islam tidak hanya mengakui keragaman sebagai kenyataan sosial, tetapi juga sebagai rahmat yang harus dikelola dengan bijak. Dalam hal ini, akidah Islam menjadi pijakan yang kokoh untuk menciptakan kehidupan yang harmonis melalui pemahaman dan pengamalan nilai-nilai universal yang terdapat dalam ajaran Islam.

Selain itu, harmoni manusia dalam perspektif Islam tidak terlepas dari peran keimanan. Keimanan yang kokoh kepada Allah membentuk manusia yang memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia dan alam semesta. Konsep ini sering disebut sebagai "khalifah fil ard" atau wakil Allah di bumi, dengan kata lain manusia sebagai khalifah di muka bumi. Peran manusia sebagai khalifah ini mengimplikasikan tanggung jawab untuk menjaga kedamaian dan keberlanjutan kehidupan di bumi. Melalui refleksi pembelajaran akidah Islam, diharapkan manusia mampu memahami hakikat dirinya sebagai makhluk yang terhubung dengan Allah, sesama manusia, dan alam semesta. Artikel ini akan membahas bagaimana nilai-nilai akidah Islam menjadi fondasi dalam menciptakan harmoni antara agama dan manusia di era modern yang penuh tantangan ini.

Akidah Islam: Fondasi Harmoni Spiritual dan Sosial
Akidah Islam merupakan inti dari ajaran Islam yang menjadi landasan keimanan seorang muslim kepada Allah sebagai Dzat Yang Maha Esa. Keimanan ini tidak hanya menjadi hubungan personal antara manusia dengan Pencipta-Nya, tetapi juga mencakup hubungan sosial yang luas. Dengan memahami akidah secara mendalam, seorang muslim diarahkan untuk menjalani kehidupan yang harmonis, baik secara spiritual maupun sosial.

Islam mengajarkan keseimbangan antara hak dan kewajiban, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat, serta sebagai khalifah yang bertanggung jawab atas kehidupan di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia tidak hanya berwenang untuk memanfaatkan sumber daya alam, melainkan juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengelola dan melestarikan bumi demi generasi selanjutnya.
Akidah Islam mengajarkan pentingnya persaudaraan universal yang melintasi batas agama, ras, dan bangsa. Dalam kehidupan modern saat ini tengah keberagaman agama, budaya, dan nilai yang menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat global. Prinsip ini diperkuat oleh hadis Nabi Muhammad SAW:

"Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim).

Keimanan Sebagai Landasan Moral dalam Kehidupan Bermasyarakat
Keimanan seorang muslim memiliki dimensi yang luas. Selain memperkuat hubungan vertikal dengan Allah (hablum minAllah), keimanan juga berdampak pada hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablum minannas). Akidah Islam memberikan panduan moral dalam membangun kehidupan bermasyarakat yang harmonis. Nilai-nilai seperti keadilan (al-adl), kasih sayang dan amanah menjadi pedoman utama dalam interaksi sosial.

Dalam masyarakat modern, nilai-nilai ini menjadi semakin penting. Tantangan seperti individualisme, konflik sosial, dan krisis lingkungan memerlukan solusi berbasis moral yang kokoh. Islam menawarkan panduan melalui tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi. Sebagaimana Allah subnahu watal berfirman dalam Surah al-Baqarah yang artinya:  "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." (QS. al-Baqarah [2]: 30).
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keharmonisan alam dan masyarakat. Dalam konteks kelestarian lingkungan, misalnya, ajaran Islam mendorong pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan sebagai bagian dari keseimbangan ekosistem universal.

Implementasi Nilai-Nilai Akidah Islam di Era Modern
Di era modern, masyarakat menghadapi tantangan global seperti ketimpangan sosial, radikalisme, dan perubahan iklim. Akidah Islam memberikan solusi melalui pendekatan yang inklusif dan humanis, yang mampu menjawab kebutuhan spiritual dan sosial manusia. Salah satu implementasi nyata dari akidah Islam adalah dalam menciptakan keadilan sosial pada semua masyarakat. Sistem zakat, infak, maupun sedekah merupakan contoh nyata tentang bagaimana Islam mengatur distribusi kekayaan untuk mengurangi ketimpangan ekonomi. Prinsip ini mengajarkan bahwa kekayaan bukanlah milik pribadi semata, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang harus dibagikan kepada yang membutuhkan. 

Dengan demikian, akidah Islam mengajarkan umatnya untuk menjalankan peran sebagai individu yang bertakwa sekaligus anggota masyarakat yang peduli sesama maupun alam semesta.Selain itu, konsep persaudaraan universal dalam Islam mendorong dialog antar agama yang konstruktif atau positif. Pendekatan ini sangat relevan di tengah pluralitas masyarakat global, di mana kerjasama dan solidaritas antar umat manusia menjadi kunci untuk menghadapi tantangan bersama. Dialog yang didasarkan pada nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap keberagaman dapat menjadi jalan untuk menciptakan perdamaian dunia yang berkelanjutan.

Dalam perspektif Islam, harmoni antara manusia, agama, dan alam semesta adalah elemen penting yang harus dijaga untuk menciptakan kehidupan yang seimbang dan berkeadilan. Nilai-nilai akidah Islam memberikan landasan spiritual dan moral yang kokoh bagi umat manusia dalam menghadapi tantangan era modern yang semakin kompleks. Dengan mengaplikasikan prinsip keimanan, keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, Islam tidak hanya menawarkan solusi untuk masalah individual, tetapi juga memberikan panduan dan membangun tatanan sosial bagi terciptanya masyarakat yang damai, inklusif, dan berkelanjutan. 

Melalui refleksi nilai-nilai akidah Islam, manusia diharapkan mampu menjalankan perannya sebagai makhluk yang terhubung dengan Allah, sesama, dan lingkungan secara holistik. Di era modern ini, nilai-nilai tersebut tetap relevan sebagai panduan universal dalam membangun harmoni dan menjawab berbagai tantangan global, seperti konflik sosial, krisis lingkungan, dan ketimpangan ekonomi. Dengan demikian, akidah Islam menjadi fondasi yang tidak hanya membangunhubungan spiritual, tetapi juga memperkuat tatanan sosial demi kesejahteraan umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Andini, M. (2023). Akidah dan etika: Relasi antara keyakinan dengan nilai moral. Al-Hikmah, 5 (1), 98-115.  https://doi.org/10.51900/alhikmah.v5i1.19376
Faiza, N. D. A., Angelia, T., Ahmad, S. N., Sari, R. P., Mayangsari, F., & Wismanto. (2025). Aqidah dan Etika: Membangun Moralitas di Tengah Perubahan Sosial, 2, 72-79. https://doi.org/10.61132/karakter.v2i1.368
Hasanah, A., & Khairunnisa, K. (2020). Menjaga Keseimbangan Hidup dalam Perspektif Islam. Jurnal Studi Islam, 15(2), 231-250.
Ilyas, R. (2016). Manusia Sebagai Khalifah Dalam Persfektif Islam. Mawa'Izh: Jurnal Dakwah Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, 7(1), 169--195. https://doi.org/10.32923/maw.v7i1.610
Li, C., & Dring, D. (Eds.). (2022). The Virtue of Harmony. Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/oso/9780197598481.001.000
Umar, M., Ismail, F. (2020). E-Book : Buku Ajar Pendidikan Agama Islam (Konsep Dasar Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi).  Banyumas: Penerbit CV. Pena Persada. ISBN 978-623-6504-06-2.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun