Mohon tunggu...
Aid Sincera
Aid Sincera Mohon Tunggu... -

Please respect copyright. Feel free to discuss everything. \r\nEmail me: badaimenghadang@gmail.com\r\nhttp://aidsincera.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

02. Cinta Bisma Cenat Cenut

25 Desember 2011   03:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:47 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisma yang dahulunya adalah putra mahkota kerajaan Hastinapura, sekarang menjadi Prince biasa saja di dalam istana. Kekuasaan telah beralih ke adik tirinya, Raja Wicitrawirya. Semua penghuni kerajaan sangat menyayangkan keputusan itu, dari paspamprin (Pasukan pengawal prince) sampai mbok emban.

Bisik-bisik tetangga pun terdengar, mereka menyuruh Bisma menangguhkan sumpahnya. But a promise is a promise, Mr. Politician. Bisma yang memiliki integritas diri, berpegang teguh bahwa janji Ksatria tidak akan sirna begitu saja, hanya bisa diakhiri nyawa. Demi menghindari dari bisikan-bisikan yang membuat gundah gulana, Prince Bisma menyibukkan diri mengikuti berbagai kegiatan.

Senin pagi dimulai dengan ikut Yoga, dilanjut dengan memanah dan les bahasa Kawi-Inggris-Perancis-Belanda-Jerman. Selasa pagi dimulai dengan pilates bersama ibu-ibu karang taruna Hastinapura, dilanjut berkuda dan diakhiri dengan ikut pertemuan komunitas hukum di Indonesia Lawyer Club. Rabu pagi mengikuti kelas ilmu politik dan pemerintahan kemudian masuk kelas strategi peperangan yang dipandu oleh kakak-kakak dari Kopasus dan Densus 88 (aiih mateeek, serem amat). Kamis pagi diawali latihan wushu, karate, kempo, judo, pencak silat, anggar, lempar lembing dan diakhiri lari 400 meter (busyet, ini mah cabang olahraga Sea Games diikutin semua). Jum’at pagi ikut sepak takraw dengan anak kampung sebelah, kemudian les vokal ke Mbak Bertha dan berlatih piano dengan Purwacaraka. Sabtu dan Minggu bersama komunitas pecinta alam ikutan trekking naik gunung. OK, penulis mau istirahat dulu. Menulis kegiatannya saja bikin capek butuh param kocok parcok .. pasti cocok. Apalagi yang menjalani kegiatan itu.

Pada suatu malam setelah pulang dari latihan tempur, Permaisuri Satyawati memanggil Prince Bisma.
“Prince Bisma, anakku. Come come to mamah please”.
“Ya mah, ada apa?”

“Prince Bisma, kok kamyu sibuk teyus siyy? Temen-temen sosialita mamah sampek heran lho liat kamyu gak pernah di Istana”.
“Mamah kan tau Bisma ikutan les sana sini”.

“It’s OK deh, mamah manggil kamyu kesini karena ingin meminta pertolongan. Adik kamyu si Wicitrawirya kan sekarang sibuk menjadi raja, padahal dese masih jomblo. Duuh cyiin, mamah takut kalau dia menjadi hombreng alaihom gambreng, nanti tidak ada penerus kerajaan ini. Mamah gak bisa mati dan menemui papahmu di Surga kalau kerajaan ini tidak ada penerusnya”.
“Hmmm .. gitu ya mah. Mamah benar juga, kerajaan ini harus ada penerusnya. Aku ingin membantu, tapi apa yang bisa kulakukan mah? Aku aja bukan anak gaul, gimana bisa nyomblangin cewek dengan Adik Wirya?”.

“Kata temen-temen sosialita mamah, di Kerajaan Kasi sana ada sayembara ‘burung gombal’, jadi yang paling pinter memanah burung dan nggombal, maka dia akan membawa pulang 3 putri raja untuk dinikahi”.
“Yaaaelah mah, gaul aja gak pernah kok disuruh ngegombal. Kalau memanahnya mah gak kuatir, kalau ngegombalnya nih amit-amit”.

“Udahlah, kamyu coba dulu nak. Nanti mamah ajarin, kalau soal rayu merayu mamah kan jagonya. Ya ya ya .. sudah sana kamu buka website Kerajaan Kasi dan registrasi online dulu atau bisa juga lihat akun twitter mereka @KerajaanKasiOfficial”.
“Baiklah mah”.

Setelah registrasi dan bayar biaya administrasi, Prince Bisma berlatih terus memanah bersama para guru yang berasal dari lembah Baliem, Papua. Mereka memang terkenal jago memanah dan sangat dia hormati.

Tibalah lomba memanah dan merayu itu, Prince Bisma berangkat ke Kerajaan Kasi mewakili adik tirinya Raja Wicitrawirya disertai doa mamah Satyawati dan rombongan manasik kloter pertama. Di lokasi lomba ternyata banyak sekali jawara-jawara burung gombal berseliweran, mereka rupanya maestro merayu ulung tapi belum tentu dalam soal memanah. Lomba memanah dimulai sebagai babak pertama.

Punggawa Kerajaan Kasi menaruh burung di atas masing-masing kepala Putri Amba, Putri Ambika dan Putri Ambalika. Barang siapa yang bisa memanah ke-3 burung itu sekaligus dalam jarak 100 meter, maka akan dinyatakan sebagai pemenang babak pertama. Sebagian besar peserta yang ikut pada jiper duluan, lha kalau meleset kena kulit para putri tersebut, apa gak nyawa yang jadi taruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun