Mohon tunggu...
ulil aidiy
ulil aidiy Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Perusahaan Samsung ketika Pandemi Covid-19

26 Juli 2022   13:39 Diperbarui: 26 Juli 2022   13:44 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi Perusahaan Samsung Ketika Pandemi Covid-19

  • Samsung Group merupakan perusahaan di bidang elektronik yang kini pemasarannya hampir ke seluruh dunia. Saat ini Samsung telah beroperasi di 6 sektor, yaitu, smartphone, peralatan rumah tangga digital (mesin cuci, lemari es, oven, DVD, pemutar VHS, media digital, LCD, Kendaraan bermotor, dan semikonduktor. Samsung electronics berdiri tahun 1969 dan dengan cepat produsen  utama dipasar korea. Selama periode awal ini, dorongan pertumbuhan berasal dari bisnis elektronik rumat tangga yang sedang meroket dan perusahaan mulai mengekspor produknya untuk pertama kali. Samsung electronics juga mengakuisisi 50% saham Korea semiconductor yang makin memperkokoh posisi samsung electronics sebagai pemimpin dalam semikonduktor. Bisnis teknologi inti samsung electronic bertambah banyak dan berkembang secara global selama akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980. Meningkatkan fokus pada teknologi sehingga terbentuk dua lembaga penelitian dan pengembangan (Reasearch & Development) yang membantu memperluas jangkauannya bakan  lebih jauh lagi menjadi elekronik, semi konduktor, telekomunikasi optik dan bidang inovasi teknologi dari nanoteknologi baru hingga arsitektur jaringan canggih.

Pada awal tahun 1990-an menghadirkan tantangan luar biasa bagi bisnis teknologi tinggi. Dipertengahan tahun 1990-an samsung electronics merevolusi bisnisnya dengan memfokuskan pada pembuatan produk-produk kelas dunia, memberikan kepuasan total kepada pelanggan dan menjadi warga korporat yang baik dengan visi "Mengutamakan Kualitas". Walaupaun krisis keuangan di tahun 1997 yang memengaruhi hampir semua bisnis di Korea, samsung electronics menjadi salah satu dari segelintir perusahaan yang harus berkembang, berkata keunggulannya dalam teknologi digital dan teknologi jaringan serta konsentasinya yang mantap pada bidang elektronik, keuangan dan jasa terkait. Zaman digital telah membawa perubahan revolusioner sekaligus peluang pada bisnis global dan Samsung electronics menjawabnya dengan berbagai teknologi canggih, produk yang kompetitif dan inovasi yang terus-menerus. Dengan kesuksesan bisnis elektroniknya samsung telah diakui secara global sebagai pimpinan dalam teknologi dan kini termasuk dalam 10 merek teratas global.

  • Beberapa faktor yang memengaruhi perusahaan Samsung diantaranya pada periode awal, dorongan pertumbuhan berasal dari bisnis elektronik rumat tangga yang sedang meroket dan perusahaan mulai mengekspor produknya untuk pertama kali. Selain itu, meningkatkan fokus pada teknologi sehingga terbentuk dua lembaga penelitian dan pengembangan (Reasearch & Development) yang membantu memperluas jangkauannya bakan lebih jauh lagi menjadi elekronik, semikonduktor, telekomunikasi optik dan bidang inovasi teknologi dari nanoteknologi baru hungga arsitektur jaringan canggih. Untuk mampu bersaing dengan kompetitor, perusahaan Samsung memiliki kekuatan diantaranya sumber daya manusia yang berkualitas, sumber daya produksi, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran yang diatur dengan baik.
  • Munculnya pandemi Covid-19 pada akhir tahun 2019 yang menyebar ke berbagai negara di dunia termasuk Indonesia yang dapat menyebar dari individu ke individu lain. Hal ini membuat diterapkannya kebijakan lock down atau physical distancing dan diterapkannya kebijakan Work Form Home (WFH) untuk tempat kerja hingga sekolah. WFH dilaksanakan dengan sistem online, hal ini membuat kebutuhan jaringan dan barang elektronik meningkat. Perusahaan Samsung sebagai perusahaan yang menawarkan barang elektronik mendapatkan dampak dari pandemi Covid-19. Perkiraan Samsung, labanya akan meningkat sebesar 23%. Selain itu, Samsung memperkirakan laba operasi mencapai 8,1 triliun won atau USD 6,8 miliar (setara Rp95 triliun) dalam tiga bulan terakhir pada Juni 2020. Hal tersebut berarti perusahaan Samsung mampu menopang dampak dari pandemi Covid-19. Kenaikan laba ini ditopang dengan kenaikan permintaan chip yang cukup drastis. Naiknya permintaan chip komputer didorong oleh pusat data yang memerlukan tambahan chip karena melonjaknya aktivitas online. Peningkatan permintaan chip karena penerapan WFH, yang mana orang membutuhkan komputer dan fasilitas yang mencukupi. Harga chip mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan. Hasil analisis perusahaan Samsung menyatakan penjualan di bagian elektronik yang meliputi penjualan TV dan smartphone masih menguntungkan karena adanya kebijakan pembatasan pekerjaan dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
  • Dengan adanya globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan Samsung. Globalisasi yang mentiadakan batasan ruang dan waktu antar negara membuat Samsung mudah memasarkan produknya di berbagai negara di dunia. Selain itu dengan adanya globalisasi, mudahnya tercipta kompetitor baru dan menguatnya kompetitor lama dalam bersaing, hal ini membuat Samsung harus lebih giat lagi menginovasi produknya. Di tengah pandemi Covid-19 yang menyebar hampir seluruh dunia membuat Samsung mendapatkan profit yang meningkat. Hal ini disebabkan karena penerapan kebijakan Work From Home di banyak negara yang pelaksanaannya dilakukan secara online, membuat permintaan akan chip komputer meningkat dan beberapa produk elektronik juga ikut meningkat permintaannya.
  • Kekuatan besar yang telah ditanam sejak berdirinya Samsung, adanya pandemi Covid-19 tidak menjadi musuh besar bagi Samsung. Globalisasi bergerak karena adanya teknologi. Samsung merupakan perusahaan bergerak di bidang elektronik. Samsung dapat bertahan di era pandemi Covid-19 karena produknya banyak dibutuhkan masyarakat. Untuk kelanjutan berlangsungnya Samsung, Samsung harus mengikuti teknologi yang terbaru agar produknya tidak tersisih oleh perkembangan zaman. Sesuai dengan ajaran agama Islam yang memerintahkan penganutnya untuk selalu belajar, tidak ada batasan usia untuk berhenti belajar.
  • Dalam Islam pun menuntut ilmu hukumnya adalah wajib, bahkan sebagian besar isi kandungan yang ada di dalam Al-Quran Allah SWT selau berseru kepada hambanya untuk beriman. Bahkan ayat pertama yang diturunkan adalah (Iqra) yang berarti "Bacalah!" atau sebagian besar ulama menafsirkannya sebagai tuntutan atau seruan kepada kita dalam menuntut ilmu. Sudah jelas bahwa Islam sendiri menjadikan ilmu pengetahuan atau belajar sebagai sebuah kegiatan yang wajib dilakukan sebagaimana ayat Al-Quran tentang melakukam perjalanan. Sebab, baik belajar mengenai iu agama ataupun ilmu pengetahuan lain akam bisa membantu seseorang mudah dalam menentukan jalan hidup dan mendapatkan apa yang diinginkannya seperti manfaat ilmu dalam pandangan islam. Pentingnya belajar dan menuntut ilmu sudah sangat jelas diterangkan diberbagai dalil menuntut ilmu baik ayat suci Al-Quran maupun hadist Nabi SAW. Tentunya hal ini membuat kedudukan belajar dalam islam amat lah penting. Sebab, Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan kepada umatnya untuk terus belajar terutama mengenai ilmu agama atau ilmu tauhid islam yang nantinya akan mengantarkan kita kepada kebaikan. Begitu pula dengan teknologi, teknologi sangat cepat dinamisnya, sehingga perlu belajar untuk selalu mengikuti perkembangan zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun