judul novel: sungging
penulis:Alan TH
tahun terbit: Oktober 2017
penerbit: Perpustakaan Populer Gramedia
jumlah halaman:625 halaman
no ISBN: 978 602 424 414 9
novel dengan base on Majapahit dan Singasari sepertinya tidak ada habisnya.Kisah kisah awal dan akhir Singasari,awalan dan puncak kejayaan Majapahit adalah yang paling banyak diungkapkan.Puluhan novel telah muncul dari kisah ken arok-ken Dedes hingga Gayatri kemudian Raden Wijaya hingga hayam Wuruk atau yang kemudian lebih mengekspos gajah Mada.
Kertanegara melarang pujangga istana ikut perang karena tugasnya adalah mencatat.Juga saat tentara tartar yang berkolaborasi dengan Majapahit penyerbu Kediri, Raden Wijaya melarang pujangga untuk maju ke Medan pertempuran.
namun pujangga memilih meninggalkan junjungannya ketika mengetahui tipisnya batas antara strategi dan pengkhianatan yang membuat Raden Wijaya rela mengorbankan sahabatnya.
novel ini bertema sungging pemilik campur darah jawa China,cucu ponakan jendral kau shing yang kembali ke jawa oleh kakeknya untuk meluruskan sejarah.
sungging menceritakan peran penting seorang prabhangkara sekaligus pendekar bernama sungging.
Raden Wijaya memiliki sifat kebapakan, menghargai perjuangan bawahan dan bijak sana.
novel ini berlatar di sejarah peralihan dari keruntuhan kerajaan Singhasari keberdirinya kerajaan Majapahit.
alur cerita novel ini adalah terbaca dengan ringan, misteri misteri terpecahkan dengan pengungkapan keterkaitan sejarah antar tokoh dengan baik dan mengalir.
penokohan dari novel ini adalah sangat bagus, dan setiap tokonya mempunyai sifat masing-masing.
gaya bahasa yang digunakan novel ini dapat dimengerti dan di cerna oleh pembaca, walaupun ada gaya bahasa yang tidak mengerti, tetapi penulisannya menjelaskan dengan jelas.
kelebihan novel ini adalah sungging menampilkan rinci yang kuat akan berbagai peristiwa penting.Kehidupan dalam istana Singhasari, penyerbuan tentara tartar.
kekurangan dari novel ini adalah yang tak kalah penting, bagaimana pengarang menempatkan sastra sebagai kekuatan subversif terhadap kekuasaan yang koruptif dan menindas kebebasan di Nusantara.
novel ini bisa dibaca oleh orang tua, remaja, maupun anak anak, novel ini sangat patut dibaca oleh para remaja yang suka sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H