sepeda mini yang mulai terkeluas catnya, dan ban kempisnya yang terseok seok disandarkannya dengan hati - hati di tembok mesjid yang disinggahinya. Perlahan dia berjalan menuju tempat wudhu wanita. Ditaruhnya  yang terisi kotakan entah apa isinya, terlihat dari plastik transparant yang dibawanya. Kemudian disibakkan nya perlahan jilbab yang menutupi rambutnya. sekilas terlihat kilau dirambutnya yang memutih terkena cahaya lampu. aku berdiri di pintu masuk masjid memperhatikan nenek itu berjalan kearahku, kemudian duduk bersama menggelar sajadah untuk tarawih bersama.
saat tarawih sudah usai, aku masih duduk sambil merasakan kakiku yang sudah berapa hari sakitnya belum hilang. kuusap pelan kakiku untuk bangkit dari tempat duduk. Kemudian terdengar lirih nenek disampingku menyapakuÂ
" capek ya nak,"
" Bukan nek, saya tidak capek tapi saya sakit pada kaki saya "
" Masih Muda kok sakit ?"
" Ya Nek, kaki saya sakit karena habis jalan jauh nek, kataku sambil tersenyum
" Sendiri nek ? aku balik bertanya kepadanya
" ya, memang biasa sendiri.Â
Memang nenek tinggal sama siapa ?
" sendiri nak, anak cucu nenek jauh di pulau kalimantan
"suami ibu dimana ?, saya sendiri, dulu ada sekarang pergiÂ
Memang nenek nggak mau tinggal sama anak anak ?
Nggak enak, apa apa selalu diatur, nggak boleh keluar rumah, makan diatur, nggak boleh bekerja
Oh ya, nek.. memang begitu nek, namanya anak anak kan sayang sama ibunya,
sayang .... !!!!, huhhh, Â nenek itu mencibirkan bibirnya yang penuh kerutan, sekarang aja saya tidak pernah ditengok, dikirim uang, ditelpon untuk menanyakan kabar aja tidak pernah. Nada sedih terlihat diwajahnya.
kupandang wajahnya, aku teringat dengan ibuku dirumah, mungkin seumur nenek ini. aku berpikir apakah selama ini ibuku merasakan seperti nenek ini atas sikap perlakuanku dan adik adikku kepada ibuku... aku menarik napas sejenak...aku ingin cepat pulang, ingin kupeluk ibuku, akan kuberikan kasih sayang kepadanya. walaupun aku belum bisa memberikan apa yang diinginkan dan memberikan kebahagiaan, setidaknya aku selalu ada disaat ibuku memerlukan aku.
Tarawih ini ada yang ketiga tahun aku bersama nenek itu, entah kenapa ketika aku tarawih,selalu duduk nya bersamaan dengan beliau. Baru malam ini di tahun ketiga aku berbincang bersama beliau ditengah kesendiriannya.
Nek, semoga nenek panjang umur, menemukan kebahagiaan bertemu dengan anak dan cucunya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H