Mohon tunggu...
Aidil Fitriani
Aidil Fitriani Mohon Tunggu... Guru - Mengitari waktu ,,,Menuliskan....

https://m.facebook.com/a.fitrianialfian https://aqnibelajarblog.blogspot.com/aidilfitriani Memancing Jalan -Jalan .. Motret

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Raut Wajah

19 April 2022   09:09 Diperbarui: 19 April 2022   09:11 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/

sepeda mini yang mulai terkeluas catnya, dan ban kempisnya yang terseok seok disandarkannya dengan hati - hati di tembok mesjid yang disinggahinya. Perlahan dia berjalan menuju tempat wudhu wanita. Ditaruhnya  yang terisi kotakan entah apa isinya, terlihat dari plastik transparant yang dibawanya. Kemudian disibakkan nya perlahan jilbab yang menutupi rambutnya. sekilas terlihat kilau dirambutnya yang memutih terkena cahaya lampu. aku berdiri di pintu masuk masjid memperhatikan nenek itu berjalan kearahku, kemudian duduk bersama menggelar sajadah untuk tarawih bersama.

saat tarawih sudah usai, aku masih duduk sambil merasakan kakiku yang sudah berapa hari sakitnya belum hilang. kuusap pelan kakiku untuk bangkit dari tempat duduk. Kemudian terdengar lirih nenek disampingku menyapaku 

" capek ya nak,"

" Bukan nek, saya tidak capek tapi saya sakit pada kaki saya "

" Masih Muda kok sakit ?"

" Ya Nek, kaki saya sakit karena habis jalan jauh nek, kataku sambil tersenyum

" Sendiri nek ? aku balik bertanya kepadanya

" ya, memang biasa sendiri. 

Memang nenek tinggal sama siapa ?

" sendiri nak, anak cucu nenek jauh di pulau kalimantan

"suami ibu dimana ?, saya sendiri, dulu ada sekarang pergi 

Memang nenek nggak mau tinggal sama anak anak ?

Nggak enak, apa apa selalu diatur, nggak boleh keluar rumah, makan diatur, nggak boleh bekerja

Oh ya, nek.. memang begitu nek, namanya anak anak kan sayang sama ibunya,

sayang .... !!!!, huhhh,  nenek itu mencibirkan bibirnya yang penuh kerutan, sekarang aja saya tidak pernah ditengok, dikirim uang, ditelpon untuk menanyakan kabar aja tidak pernah. Nada sedih terlihat diwajahnya.

kupandang wajahnya, aku teringat dengan ibuku dirumah, mungkin seumur nenek ini. aku berpikir apakah selama ini ibuku merasakan seperti nenek ini atas sikap perlakuanku dan adik adikku kepada ibuku... aku menarik napas sejenak...aku ingin cepat pulang, ingin kupeluk ibuku, akan kuberikan kasih sayang kepadanya. walaupun aku belum bisa memberikan apa yang diinginkan dan memberikan kebahagiaan, setidaknya aku selalu ada disaat ibuku memerlukan aku.

Tarawih ini ada yang ketiga tahun aku bersama nenek itu, entah kenapa ketika aku tarawih,selalu duduk nya bersamaan dengan beliau. Baru malam ini di tahun ketiga aku berbincang bersama beliau ditengah kesendiriannya.

Nek, semoga nenek panjang umur, menemukan kebahagiaan bertemu dengan anak dan cucunya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun