Pagi ini ...
langkahku terhenti, Ketika melihat dirimu meletakkan wadah dagangan gorengan keteras mesjid
kopiahmu yang berwarna hitam keabu - abuan sedikit lusuh kau selipkan diantara sarung yang kau lilitkan ke pinggang kecilmu
perlahan kakimu berjalan kearah tempat wudhu yang tersedia. Gemercik air itu perlahan - lahan kau usapkan kewajahmu....
Kemudian selesai berwudhu, dirimu masuk kedalam mesjid ...kita berpisah arah ..
Pisang goreng, pisang goreng, ... teriakmu ... membuyarkan lamunanku yang menunggumu keluar mesjid sedari tadi.
lalu lalang orang disekitar teras mesjid, ada yang tersenyum menatapmu sembari mengeluarkan uang tanpa mengambil gorengan yang kau jual
ada yang menatapmu sinis, sambil bergumam ... kok jualan disini seperti nggak ada tempat lain aja ..
iih jangan dibeli ,,, pakaiannnya lusuh begitu ... pasti nggak terjamin kebersihannya ...
Aku menatapmu,Â
Dik .. " pisang gorengnya enak "!
Oh ya kak, memang ini enak kak, kakak saya menggorengnya dengan racikannya yang spesial ..
memang racikannya dari resep siapa ?
Mama kak, tapi sekarang mama lagi sakit typus kak, jadi beristirahat dulu nggak boleh bekerja dulu, nggak boleh capek
Kamu sekarang sekolah ?
Y kak, kelas 1 smpÂ
Nggak takut nih sama  si corona ?, kataku sambil mengunyah pisang gorengnya yang memang legit.
Aduh kak, kalau takut kita nggak bisa makan , dan juga untuk beli obat mama kak.
kamu nggak malu dilihat teman - teman ?
Kalau malu , emang kenapa kak ? kita nggak minta uang dan makan sama mereka kan kak ..?
Dan lagi kita jualan, cari rezeki yang halal, Tuhan pasti memberi kita rezeki untuk kita yang berusaha kak .
Yah .. kamu benar ! pasti mama kamu y memberikan motivasi seperti itu.
Dik... ini kakak kasih uang untuk  beli keperluan dirumah y.. oh ya kakak boleh tahu alamat rumahmu ?
Boleh kak, dia mengambil secarik kertas dan pulpen dari saku celananya serta menuliskan alamatnya.
Terima kasih kak, katanya sambil merapikan sisa gorengan kemudian ditaruhnya diatas kepalanya. Kak saya permisi mau jalan dulu sekalian langsung pulang ya kak, kakak saya tunggu dirumah y .. katanya sambil berjalan perlahan dengan sandal jepit yang tertulis nama entah nama siapaÂ
ahhh ...aku lupa menanyakan namanya ..
Dik .. kamupun tak tahu ,,, kadang kakakpun hanya mampu melihat ketika para pedagang asongan menawarkan dagangannya ..kakak hanya melambaikan tangan berarti tidak membeli .. karena memang uang dikantong nggak ada .
Dik .. tahukah kamu ,, kadang kakak pun menangis untuk memberipun kakak nggak punya.
Dik ... kita hanya mampu berserah kepadaNYA, bahwa sesuatu yang dimulai dengan niat baik akan mendapat ganjaran yang baik
Dik ... Kita tahu bahwa segala rezeki itu sudah diatur YME, tinggal kita berusaha dengan sebaik - baiknya
Dik ... kitapun tahu bahwa suatu saat roda kehidupan akan selalu berputar.Â
Dik ... Yang sabar y .. suatu saat kitapun akan dapat menggapai impian hidup kita,,,, suatu saat ..!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H