Mohon tunggu...
Aidil Akbar
Aidil Akbar Mohon Tunggu... -

Perencana Keuangan, mulai takut ketinggian tapi suka bgt terbang & nembak, baru nyoba gowes, doyan gym, movies, food & kuliner, cooking, traveling, doyan ngomong & sharin, nulis artikel, buku & blog

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Momen Terpaksa Keluar Duit

14 Oktober 2014   22:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:02 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aidil Akbar Madjid, Perencana Keuangan, Financial Planner / Advisor

Sudah lama nggak nge blog disini, mari kita lanjutkan lagi, semoga bisa rutin.Liat judulnya ngak enak alias aneh ya? Emang sih, seaneh kondisinya.Ceritanya begini, ada seorang teman yang naksir seorang wanita.Dan untuk memberikan impresi yang baik serta keliatan bonafit (PDKT nih ceritanya) dia membawanya untuk makan malam (candle light diner) disebuah restaurant mewah di Jakarta yang lagi nge hit.Mereka memesan makanan yang tidak murah, dan ketika mau bayar yang terjadi kartu kredit ditolak.Sementara restauran tersebut tidak menerima debit card untuk pembayaran.

Pertanyaanya adalah, berapa banyak dari anda yang pernah mengalami kondisi seperti ini?.mau bayar barang dan dengan bangga mengeluarkan kartu kredit berwarna emas untuk digesek, kemudian pramuniaga dengan tatapan sinis mengatakan.. “maaf pak / bu kartunya ditolak, tidak bisa dipakai, mungkin belum dibayar”.Atau berapa banyak dari anda yang pernah mengalami pergi ramai-ramai bersama teman, ketika ingin membayar anda dengan baik hati “nombokin” pakai kartu kredit anda yang ujung-ujungnya ditolak karena limit sudah habis atau kartu di “freeze?”.Kebayangkan malunyaaaa… muka mau ditaruh dimanaaa ituuu?

Pernah kejadian kan?Mendapati kartu kredit ditolak adalah salah satu kondisi atau momen yang memalukan, dan kondisi ini paling sering dialami oleh kita semua.Kira—kira kondisi keuangan memalukan dan membuat kita merasa ngak enak gara-gara uang apa lagi yang sering terjadi pada diri kita sehari-hari?Ini beberapa contohnya:


  • Meminjamkan uang kepada seseorang (biasanya teman) tapi nggak enak untuk menagihnya meskipun tau bahwa orang tersebut sudah punya uang dan anda sendiri sebenarnya sedang butuh uang.
  • Saya terpaksa berpartisipasi dalam tukeran kado diacara Natal atau akhir tahun di kantor, dan saya satu-satunya yang justru tidak dapet kado karena jumlah orang / pegawai yang ikutan ganjil.
  • Punya uang pecahan Rp. 100 ribu tapi tidak bisa belanja apa-apa karena tokonya tidak punya kembalian.
  • Atau hal yang mirip punya uang Rp. 100 ribu tapi tidak bisa bayar taxi karena ngak ada kembaliannya dan terpaksa anda harus lari-lari kesana kemari untuk cari uang pecahan buat bayar argo taxinya.
  • Masuk jalan tol, pas mau bayar ternyata lupa ambil uang untuk bayar tol (ngak ada uang cadangan di dompet).
  • Datang ke acara (seperti arisan) atau acara dirumah teman (sahabat) dan mendapatkan “tekanan” secara halus untuk membeli barang yang sedang ditawarkan diacara tersebut, hanya supaya yang punya rumah bisa dapat hadiah gratis.
  • Anak anda meminjam uang kepada orang tua salah satu temannya untuk jajan dalam jumlah yang tidak sedikit serta tidak bilang / lapor ke anda, dan ketika anda datang ke acara sekolah, orang tua tersebut menagih uangnya kembali.
  • Menerima undangan perkawinan atau kelulusan atau undangan apapun dari seseorang yang tidak terlalu anda kenal atau tidak terlalu dekat.
  • Kepepet harus membagi rata bill makanan di restaurant padahal anda cuma pesan air putih dalam botol dan makanan kecil sementara teman-teman yang lain pada pesan steak, ribs, bahkan salmon yang harganya mahal.

Kondisi-kondisi diatas adalah kondisi keuangan yang bikin ngak enak, malu terkadang jengkel dan kalau sering kali terjadi bisa membuat kantong dan keuangan bulanan anda jebol.So, berhati-hatilah sangat sampai Ngak enak gara-gara Uang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun