Mohon tunggu...
Aidi Kamil Baihaki
Aidi Kamil Baihaki Mohon Tunggu... Guru - Berusaha melinearkan membaca dan menulis

Memandang literasi sebagai kegiatan positif yang serius atau pun bermain-main.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Maaf, Saya Tak Bisa Memaafkan

21 April 2023   23:27 Diperbarui: 21 April 2023   23:32 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini bukan bermaksud untuk menghakimi. Hanya sekedar bahan refleksi dan berharap melalui hal ini saya bisa berintrospeksi.

Sudah lumrah, momen Idul Fitri menjadi ajang minta maaf. Biasanya diawali dengan tulisan-tulisan, gambar atau video di Medsos. Termasuk juga stiker-stikernya. Terutama di grup facebook dan whatsapp.

Saling meminta maaf bukan saja sebagai perintah agama, melainkan sudah membudaya. Sudah biasa!

Kita melakukannya tidak lagi disebabkan adanya perintah. Sudah benar-benar tulus! 

Bukan karena pamer rangkaian kata (tapi kalau pun ada, semoga bukan termasuk anda). Bukan karena pamer kehandalan mengedit video, gambar atau stiker. Meski pun ada niat seperti itu, kan tidak mengurangi nilai permintaan maafnya? Ya, semoga!

Hanya saja, kadang kita kurang totalitas dalam permintaan maaf. Sekedar meminta saja. Hanya sepintas. Seperti masakan kurang bumbu, tawar!

Meminta maaf itu bukan hanya harus dengan ketulusan, tapi wajib dengan niat tidak akan mengulangi. Nah, yang terakhir ini, apakah sudah timbul dalam hati kita?

Jangan-jangan kita minta maaf sekedar ritual lebaran? Begitu saling memaafkan, besoknya secara _sadar atau tidak_ melakukan kesalahan lagi, yang mirisnya, kesalahan sama yang berulang.

Bang Rhoma Irama sudah mengingatkan, lho... Kehilangan tongkat cukup sekali. Jika sekali mungkin karena lupa. Kalau dua kali... itu, mah disengaja.

Wahai para politisi, kalian memampang banner-banner ucapan mohon maaf, apakah sudah dengan berjanji _walaupun cukup dalam hati_, tidak akan korupsi lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun