Mohon tunggu...
Aidi Kamil Baihaki
Aidi Kamil Baihaki Mohon Tunggu... Guru - Berusaha melinearkan membaca dan menulis

Memandang literasi sebagai kegiatan positif yang serius atau pun bermain-main.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Entitas Guru Terlahir dan Guru Tercipta: Siapa yang Terbaik?

18 April 2023   08:33 Diperbarui: 18 April 2023   08:36 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru merupakan sosok penting dalam dunia pendidikan. Guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, dan sebagai teladan bagi muridnya. Guru sebagai identitas profesi mempunyai dua entitas berbeda dalam hal kemampuan dan karakteristik, yaitu guru terlahir dan guru tercipta.

Guru Terlahir

Guru terlahir adalah orang-orang yang memiliki bakat dan kecenderungan bawaan untuk menjadi seorang guru dalam bidang pengajaran. Mereka memiliki kemampuan bawaan yang membuat mereka mampu menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang mudah dipahami dan menarik perhatian muridnya. Mereka memiliki sifat-sifat seperti kepemimpinan, kepekaan sosial, kesabaran, dan semangat membantu orang lain.

Beberapa orang sangat percaya bahwa genetika mempunyai peran tinggi dalam membuat individu bisa lebih unggul dari orang lain. Genetik seseorang memungkinkan pewarisan karakter dan kualitas. Ciri-ciri bawaan dan ciri-ciri kepribadian ini disebut minat atau bakat.

Karakteristik umum yang dimiliki oleh guru terlahir adalah memiliki insting atau naluri yang kuat dalam mengajar dan memahami kebutuhan muridnya. Mampu membawa materi pelajaran dengan cara yang menarik perhatian dan mudah dipahami.

Baca juga: Sunyinya Rindu

Tokoh-tokoh yang sering dijadikan rujukan sebagai penyandang predikat guru terlahir misalnya adalah Maria Montessori, seorang dokter Italia, menciptakan metode pendidikan Montessori yang berfokus pada pengembangan kreativitas, imajinasi, dan kemandirian murid-muridnya. Friedrich Froebel, seorang pendidik Jerman, menciptakan pendekatan pendidikan anak usia dini yang berbasis pada kegiatan yang menekankan pengalaman langsung, seperti bermain dan mencipta. Dan John Dewey, seorang filsuf dan pendidik Amerika Serikat, berfokus pada pendidikan yang mengutamakan pengalaman praktis, berpusat pada murid, dan mengembangkan keterampilan kritis dan kreatif.

Berikut pernyataan teoritis tentang guru terlahir:

  • "Mengajar adalah satu-satunya pekerjaan utama manusia yang belum kita kembangkan alat yang membuat orang rata-rata mampu memiliki kompetensi dan kinerja. Dalam mengajar kita bergantung pada "kealamian", orang-orang yang entah bagaimana tahu cara mengajar." -Peter Drucker (Drucker 2007)
  • "...bahkan ilmuwan yang paling cemerlang pun mungkin tidak tahu bagaimana mengkomunikasikan pengetahuan mereka kepada anak-anak." -Jay Mathews (Mathews 2002).
  • "Secara alami, beberapa orang memiliki kombinasi karakteristik kepribadian yang kondusif untuk pengajaran yang efektif" (Malikow, 2006 1).

Saya kutip dari tulisan blog;

Memiliki kepribadian yang peduli, sabar, menyemangati, dan ceria benar-benar membuat guru yang 'terlahir' lebih menonjol dibandingkan dengan guru yang 'dibuat'. Karakteristik bawaan ini bersama dengan banyak lainnya tidak dapat dipelajari atau diperoleh dari membaca buku teks atau dengan mengikuti kursus pendidikan; Anda memilikinya atau tidak. Untuk seorang guru dari Framingham, Massachusetts, dia memiliki semua kualitas ini dan masih banyak lagi. Semua orang selalu mengingat Charles Sposato sebagai guru yang lahir alami, dia melampaui harapan. Tn. Sposato yang dikenal penuh semangat dan energi tinggi dibawanya ke dalam kelas agar murid-muridnya selalu dikelilingi oleh lingkungan yang positif (Spitz 2007). Dia bahkan membantu keluarga siswa membeli pakaian yang dibutuhkan saat uang langka (Spitz 2007). Semua hal kecil benar-benar bertambah. Berdasarkan tindakan Tuan Sposato, dia lebih dari seorang guru bagi murid-muridnya, dan dia tidak mempelajarinya dengan membaca buku teks mana pun.

Kebanyakan guru di masa lalu lebih terkategorikan sebagai guru terlahir, sebab jiwa pengabdian mereka sangat tinggi. Mereka melaksanakan tugas dengan kodisi kekurangan fasilitas dan gaji sangat terbatas. Sehingga pada masa itu, sedikit yang  bercita-cita menjadi guru. Menjadi guru semata-mata adalah panggilan jiwa.

Guru Tercipta

Guru yang diciptakan adalah mereka yang belajar dan berlatih untuk menjadi seorang guru. Mereka menjadi guru melalui proses pendidikan formal dan pelatihan tertentu dalam bidang kependidikan. Mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan khusus dalam mengajar dan merancang kurikulum, serta mempelajari strategi-strategi pembelajaran yang efektif.

Karakteristik umum yang dimiliki oleh guru tercipta adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas dalam bidang pengajaran dan mampu memahami strategi pengajaran yang efektif. Mereka dapat beradaptasi dalam situasi yang sulit atau kompleks dalam mengajar.

Mana yang terbaik?

Dari kedua entitas kepribadian guru di atas memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Manakah yang lebih ideal?

Guru terlahir mungkin lebih mudah untuk memotivasi dan memahami kebutuhan, tapi mungkin kurang terlatih dalam menghadapi situasi sulit atau kompleks dalam mengajar. Sementara itu, guru tercipta mungkin lebih mampu mengatasi situasi yang kompleks dalam mengajar, namun mereka mungkin kurang memiliki insting atau naluri alami dalam mengajar.

Guru terlahir memiliki bakat alami dalam mengajar dan mungkin lebih mudah memotivasi dan memahami kebutuhan murid-muridnya. Sedangkan guru tercipta membutuhkan latihan dan pengalaman untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam mengajar dan memahami kebutuhan muridnya.

Bagi guru terlahir, peran penting dari pendidikan dan pelatihan dapat membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan dan karakteristik yang dibutuhkan sebagai seorang guru yang efektif. Namun, pada akhirnya, kualitas seorang guru lebih ditentukan oleh dedikasi dan keterlibatan mereka dalam mengajar dan membimbing, serta kemampuan membantu untuk belajar dan berkembang secara optimal.

Dalam prakteknya, baik guru terlahir maupun guru tercipta memiliki peran sangat penting dalam dunia pendidikan. Keduanya dapat menjadi teladan dan memotivasi murid-muridnya untuk belajar dan berkembang. Yang menjadi perbedaan di antara keduanya hanya dalam hal kemampuan bawaan dan latihan.

Kesimpulan

Guru yang dilahirkan biasanya memiliki bakat dan kualitas bawaan dalam mengajar, seperti kecerdasan interpersonal dan pengetahuan yang luas dalam bidang tertentu. Namun, mereka mungkin kurang terampil dalam mengelola kelas atau kurang adaptif terhadap perubahan dalam dunia pendidikan.

Sementara itu, guru yang diciptakan mungkin kurang memiliki bakat bawaan seperti guru yang dilahirkan, tetapi dengan pelatihan dan pengalaman, mereka bisa menjadi guru yang efektif dan berkualitas. Namun, terkadang terdapat masalah di dalam pelatihan dan kurikulum pendidikan yang tidak cukup mempersiapkan guru untuk menghadapi tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks.

Oleh karena itu, sebenarnya yang terbaik adalah gabungan dari keduanya, yaitu guru yang dilahirkan dan ditingkatkan keterampilannya melalui pelatihan dan pengalaman. Para guru ini harus berkomitmen untuk terus meningkatkan keterampilan mereka dan beradaptasi dengan perubahan dalam dunia pendidikan, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang terbaik bagi siswa.

Kebermanfaatan dan praktik baik merdeka belajar dan merdeka berbudaya tercermin dari dua kalimat ayat Al-Qur'an dan kalimat hadits berikut;
1."Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia" (HR. Ahmad).
2."Laqod kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanatun" yang artinya "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu." (QS Al-Ahzab : 21)
Sehingga, entah apakah kita guru terlahir atau tercipta, kita mempunyai peluang sama untuk melakukan hal positif dengan menjadi orang yang menyebarkan manfaat dan menjadi teladan bagi orang lain.

Utamakan manfaat dan jadilah teladan!

Catatan Kaki

  • https://socialsci.libretexts.org/Bookshelves/Education_and_Professional_Development/Foundations_of_Education_and_Instructional_Assessment_(Kidd_et_al.)/10%3A_Effective_Teaching/10.01%3A_Are_teachers_born_or_made.
  • Stephen Dinham, "Teaching and Teacher Education," "The quality teaching movement: Implications for teachers," 2008.
  • Daniel Goleman, "The New York Times," "What Makes a Great Teacher?" 2011.
  • Deborah Loewenberg Ball and David K. Cohen, "American Educational Research Journal," "Developing practice, developing practitioners: Toward a practice-based theory of professional education," 1999.
  • Philip Hallinger, "Review of Educational Research," "Developing a knowledge base for teaching: Evidence-based principles and practice," 2009.
  • Thomas J. Kane et al., "The New Teacher Project," "Teaching talent: The best teachers for the toughest schools," 2005.
  • Suharsimi Arikunto, "Manajemen Pendidikan," PT Rineka Cipta, 2006.
  • Djoko Saryono, "Guru Terbaik Adalah Guru yang Belajar Seumur Hidup," PT Mizan Publika, 2017.
  • Ahmad Hidayat, "Guru Terbaik yang Tercipta," Penerbit Buku Kompas, 2015.
  • Totok Budi Santoso, "Kemampuan Profesionalisme Guru dan Implementasinya dalam Pembelajaran," PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun