Peneliti independen, mahasiswa, dan bahkan orang-orang biasa yang punya ketertarikan di bidang ini, juga bisa ikut berpartisipasi.Â
Ini seperti Linux yang dulu juga open source, dan sekarang menjadi fondasi bagi banyak sistem operasi dan aplikasi di dunia. Kita semua berharap DeepSeek juga bisa melakukan hal yang sama, menjadi platform kolaborasi yang memajukan teknologi AI.
Inovasi yang Meruntuhkan Batasan
Model open source DeepSeek ini sangat berkaitan dengan konsep creative destruction yang dikemukakan oleh ekonom Joseph A. Schumpeter.Â
Dalam karyanya, Capitalism, Socialism, and Democracy, Schumpeter mengatakan bahwa evolusi kapitalisme itu bukan didorong oleh perang atau perubahan sosial, tetapi oleh inovasi-inovasi baru yang mengubah cara kita berproduksi dan berbisnis.Â
DeepSeek ini adalah contoh konkret dari creative destruction. AI ini hadir untuk mengguncang pasar AI yang selama ini dikuasai oleh para raksasa, dengan menawarkan solusi yang lebih murah, efisien, dan terbuka.
Kemunculan DeepSeek ini sesuai dengan analisis Schumpeter. Menurut Kompas.id, DeepSeek adalah bukti bahwa evolusi kapitalisme didorong oleh metode baru, susunan anyar organisasi industri, dan inovasi-inovasi lain yang ditemukan oleh pengusaha.
Implikasi dan Peluang di Era DeepSeek
Jadi, apa implikasi dari semua ini? Kemunculan DeepSeek ini jelas memberikan pelajaran penting bagi kita semua.
Pertama, kita belajar bahwa inovasi itu tidak melulu soal modal yang besar. Dengan ide yang cerdas dan kemauan untuk berkreasi, kita bisa mencapai hasil yang luar biasa.
Kedua, model open source bisa menjadi solusi untuk mewujudkan demokratisasi teknologi, di mana semua orang memiliki kesempatan untuk berkontribusi.
DeepSeek telah mengubah paradigma di dunia AI. Sekarang, yang menang bukan lagi soal siapa yang punya modal paling besar, tapi siapa yang paling inovatif dan adaptif.Â
Ini menjadi ancaman bagi perusahaan AI yang hanya fokus pada pengembangan teknologi dengan biaya yang selangit.Â