Bintang muda sepak bola Indonesia, kenapa cepat meredup? Bukan hanya soal disiplin, ada faktor tersembunyi.
Ingat nggak euforia Piala AFF U-19 tahun 2013? Timnas kita yang diperkuat Evan Dimas dan kawan-kawan itu benar-benar bikin bangga.Â
Kemenangan dramatis lawan Vietnam di final, gelar juara pertama di ajang itu, rasanya kayak mimpi indah yang jadi kenyataan. Semua orang optimis, masa depan sepak bola Indonesia cerah.Â
Para pemain muda ini dielu, dipuja, dianggap sebagai harapan baru. Tapi, jika kita lihat lagi perjalanan karir mereka beberapa tahun kemudian.Â
Memang ada yang masih eksis di level atas, tapi jujur, banyak juga yang nggak bisa mempertahankan performa gemilang mereka.Â
Bahkan, beberapa nama yang dulu begitu populer, sekarang mungkin jarang kita dengar lagi kabarnya.
Ini bukan cuma soal generasi Evan Dimas saja. Kalau kita tarik mundur lagi, atau lihat generasi setelahnya, polanya kurang lebih sama.Â
Ada saja pemain muda yang awalnya mencuri perhatian, tapi kemudian meredup di usia emasnya.Â
Usia emas pesepak bola itu biasanya sekitar 26-29 tahun, di mana secara fisik dan mental, mereka seharusnya lagi puncak-puncaknya.Â
Tapi, mengapa banyak pemain kita justru mengalami penurunan performa di usia-usia segitu?