Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pesan Diplomatik Tersembunyi di Balik Relokasi Gaza

23 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 22 Januari 2025   22:37 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi relokasi pengungsi. (KOMPAS/HERYUNANTO)

Dengan menyebut Indonesia dalam konteks relokasi, Witkoff bisa saja sedang mengirim sinyal: “Jangan terlalu keras melawan kami.”  

Sikap Indonesia: Konsisten Mendukung Palestina  

Sejak awal, Indonesia berdiri teguh dalam mendukung Palestina. Melalui berbagai forum internasional, termasuk Sidang Umum PBB, Indonesia secara tegas mengutuk pendudukan Israel dan mendukung solusi dua negara. 

Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang vokal menentang langkah-langkah yang dianggap memperlemah posisi Palestina, seperti normalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara Timur Tengah.  

Namun, posisi ini tidak tanpa risiko. Sebagai negara dengan hubungan ekonomi dan diplomatik yang kompleks dengan berbagai negara, Indonesia harus menavigasi dukungannya terhadap Palestina dengan cermat. 

Isu relokasi ini, meski tidak resmi, bisa menjadi alat untuk menguji keteguhan Indonesia.  

Menurut VOA Indonesia, isu ini memunculkan diskusi baru tentang bagaimana Indonesia harus menjaga keseimbangan antara retorika keras di panggung internasional dan diplomasi yang strategis.  

Dampak dan Bahaya dari Relokasi

Pengusiran Halus yang Menguntungkan Israel  

Jika kita berpikir lebih jauh, relokasi dua juta warga Gaza ke negara lain, termasuk Indonesia, hanya akan memperkuat legitimasi pendudukan Israel. 

Dengan mengosongkan Gaza, Israel bisa mengklaim wilayah itu tanpa perlawanan berarti. 

Hal ini bukan sekadar dugaan, tetapi sudah menjadi kekhawatiran yang diungkapkan oleh banyak pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI). 

Dalam pernyataan resminya, MUI menyebut ide ini sebagai “bentuk pengusiran halus yang melanggar hak asasi manusia”.  

Selain itu, langkah ini dapat menciptakan preseden berbahaya. Jika pendudukan bisa diselesaikan dengan memindahkan penduduknya, maka apa yang menghentikan praktik serupa di wilayah lain?  

Manipulasi Persepsi Publik  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun