Dengan menyebut Indonesia dalam konteks relokasi, Witkoff bisa saja sedang mengirim sinyal: “Jangan terlalu keras melawan kami.”
Sikap Indonesia: Konsisten Mendukung Palestina
Sejak awal, Indonesia berdiri teguh dalam mendukung Palestina. Melalui berbagai forum internasional, termasuk Sidang Umum PBB, Indonesia secara tegas mengutuk pendudukan Israel dan mendukung solusi dua negara.
Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang vokal menentang langkah-langkah yang dianggap memperlemah posisi Palestina, seperti normalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara Timur Tengah.
Namun, posisi ini tidak tanpa risiko. Sebagai negara dengan hubungan ekonomi dan diplomatik yang kompleks dengan berbagai negara, Indonesia harus menavigasi dukungannya terhadap Palestina dengan cermat.
Isu relokasi ini, meski tidak resmi, bisa menjadi alat untuk menguji keteguhan Indonesia.
Menurut VOA Indonesia, isu ini memunculkan diskusi baru tentang bagaimana Indonesia harus menjaga keseimbangan antara retorika keras di panggung internasional dan diplomasi yang strategis.
Dampak dan Bahaya dari Relokasi
Pengusiran Halus yang Menguntungkan Israel
Jika kita berpikir lebih jauh, relokasi dua juta warga Gaza ke negara lain, termasuk Indonesia, hanya akan memperkuat legitimasi pendudukan Israel.
Dengan mengosongkan Gaza, Israel bisa mengklaim wilayah itu tanpa perlawanan berarti.
Hal ini bukan sekadar dugaan, tetapi sudah menjadi kekhawatiran yang diungkapkan oleh banyak pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dalam pernyataan resminya, MUI menyebut ide ini sebagai “bentuk pengusiran halus yang melanggar hak asasi manusia”.
Selain itu, langkah ini dapat menciptakan preseden berbahaya. Jika pendudukan bisa diselesaikan dengan memindahkan penduduknya, maka apa yang menghentikan praktik serupa di wilayah lain?