Oleh karena itu, RedNote perlu strategi khusus dan keunggulan yang signifikan untuk bisa bersaing di pasar yang sudah ramai ini.Â
Selain itu, RedNote juga perlu momentum untuk masuk ke ranah media sosial di Indonesia. Jika berkaca dari kasus Amerika, dimana kesempatan ini datang saat Tiktok diblokir oleh Senat.Â
2. Fitur dan Daya Tarik RedNote
Salah satu faktor yang membuat RedNote menarik adalah fitur-fiturnya yang terbilang lengkap.
Sekilas, tampilan dan fitur RedNote memang mirip dengan TikTok dan Instagram. RedNote menawarkan fitur-fitur dasar seperti video pendek, foto, teks, dan interaksi sosial.Â
Mirip dengan TikTok, pengguna bisa membuat video kreatif dengan berbagai efek dan filter. Sementara dari Instagram, RedNote mengadopsi fitur berbagi foto dan stories.Â
Kemiripan ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, pengguna baru akan lebih mudah beradaptasi karena fitur-fiturnya sudah familiar. Di sisi lain, RedNote harus menawarkan sesuatu yang lebih agar tidak dianggap sekadar meniru.
Nah, di sinilah letak pembeda RedNote. Aplikasi ini tidak hanya fokus pada konten hiburan, tetapi juga mengintegrasikan fitur e-commerce dan rekomendasi produk.Â
Pengguna bisa langsung membeli produk yang mereka lihat di video atau foto. Fitur ini sangat relevan dengan tren belanja online yang semakin populer di Indonesia.Â
Bayangkan, kamu lagi asyik nonton video tentang gadget terbaru, dan kamu bisa langsung membeli gadget tersebut di aplikasi yang sama. Praktis banget, kan? Laman ExplodingTopics juga menyoroti keunggulan RedNote dalam integrasi e-commerce dan rekomendasi produk ini.
3. Adaptasi dan Strategi: Kunci Kesuksesan RedNote di Indonesia
Meskipun memiliki potensi, RedNote juga menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi dengan strategi yang tepat.
Menembus Batas Bahasa dan Budaya Lokal
Salah satu tantangan utama adalah adaptasi bahasa dan budaya. Saat ini, sebagian besar konten di RedNote masih berbahasa Mandarin.Â