Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Potongan Aplikasi Ojol Bebani Pihak Pengemudi

21 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 20 Januari 2025   12:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengemudi ojek daring terlelap saat menunggu orderan. (KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

Potongan aplikasi ojol melampaui batas, bebani pengemudi. Keadilan bagi mereka dipertanyakan, antara regulasi dan realita. 

Dari mengantar ke kantor, membeli makan siang, hingga mengirim paket, ojek online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, khususnya di perkotaan Indonesia. 

Namun, di balik kemudahan yang kita nikmati, ada cerita lain yang dialami para pengemudi. Mereka berjuang di jalanan, menerjang panas dan hujan, demi mencari nafkah. 

Sayangnya, perjuangan mereka seringkali dihadapkan pada persoalan potongan biaya aplikasi yang terasa tidak adil.

Potongan Aplikasi Ojol, Antara Regulasi dan Realita

Pemerintah telah menetapkan batas maksimal potongan biaya aplikasi sebesar 20% melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 1001 Tahun 2022. 

Aturan ini bertujuan untuk melindungi pendapatan pengemudi agar tetap proporsional setelah dikurangi biaya operasional. 

Sebagai gambaran, jika seorang pengemudi mendapatkan order Rp. 20.000, idealnya potongan maksimal adalah Rp. 4.000, dan sisanya Rp. 16.000 menjadi hak pengemudi. Namun, realitasnya seringkali jauh berbeda.

Berdasarkan investigasi Tirto.id, banyak pengemudi ojol yang mengeluhkan potongan biaya aplikasi yang jauh melebihi 20%. 

Beberapa pengemudi bahkan mengaku mengalami potongan hingga 30% bahkan 40%. Hal ini tentu saja sangat memberatkan dan menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pengawasan terhadap implementasi regulasi. 

Ketua Umum Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, Igun Wicaksono, dalam artikel yang sama di Tirto.id, mengungkapkan adanya aduan dari pengemudi terkait potongan sepihak hingga mencapai 40%. 

Kondisi ini diperkuat oleh pemberitaan Kompas Money pada Januari 2025 yang juga menyoroti keluhan serupa dari pengemudi terkait potongan hingga 30%.

Dampak Potongan Tinggi Bagi Pengemudi

Potongan yang tinggi tidak hanya mengurangi pendapatan pengemudi secara nominal, tetapi juga berdampak signifikan pada kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 

Penghasilan yang seharusnya bisa digunakan untuk membeli bahan makanan, membayar kontrakan, atau menyekolahkan anak, tergerus oleh potongan yang tidak proporsional. Mimpi tentang kesejahteraan pun semakin sulit diraih.

Selain potongan aplikasi, pengemudi ojol juga harus menanggung berbagai biaya operasional, mulai dari bensin, perawatan kendaraan, hingga cicilan motor. 

Jika potongan aplikasi terlalu besar, sisa pendapatan yang ada seringkali tidak mencukupi untuk menutupi semua pengeluaran tersebut. 

Akibatnya, banyak pengemudi yang harus bekerja lebih keras dan lebih lama untuk sekadar bertahan hidup. Tekanan ekonomi ini tentu berdampak pada kualitas hidup mereka dan keluarga.

Menuntut Keadilan

Pemerintah memegang peranan penting dalam menyelesaikan polemik ini. Regulasi yang telah dibuat, harus ditegakkan secara konsisten dan efektif. 

Pengawasan yang ketat terhadap praktik potongan biaya aplikasi perlu ditingkatkan. Transparansi dalam perhitungan potongan juga krusial agar pengemudi dapat memahami dengan jelas bagaimana pendapatan mereka dihitung.

Tentu saja, kita tidak bisa mengabaikan peran aplikator dalam ekosistem ini. Mereka juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan bisnis. 

Namun, perlu diingat bahwa kesuksesan aplikator juga bergantung pada kerja keras para pengemudi. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah keseimbangan baru yang mengakomodasi kepentingan semua pihak. 

Dialog yang konstruktif antara pemerintah, aplikator, dan perwakilan pengemudi perlu diintensifkan untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Transparansi perhitungan: Aplikator perlu memberikan informasi yang detail dan mudah dipahami mengenai perhitungan tarif dan potongan.
  • Insentif yang adil: Sistem insentif yang diberikan kepada pengemudi harus dihitung secara adil dan transparan, serta mempertimbangkan kinerja dan kontribusi mereka.
  • Program kesejahteraan: Aplikator dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk menyediakan program kesejahteraan bagi pengemudi, seperti asuransi kesehatan, bantuan biaya operasional, atau program pelatihan.

Kesimpulan 

Polemik potongan aplikasi ojol ini bukan sekadar persoalan angka, tetapi juga menyangkut nasib dan kesejahteraan jutaan pengemudi di Indonesia. 

Dibutuhkan komitmen dan tindakan nyata dari semua pihak terkait untuk menciptakan ekosistem transportasi daring yang adil, transparan, dan berkelanjutan. 

Dengan begitu, kemudahan yang kita nikmati saat memesan ojek online tidak lagi dibayangi oleh ketidakadilan yang dirasakan para pengemudi.

***

Referensi:

  • (Tirto.id, n.d. ). Polemik potongan aplikasi ojol & jalan panjang menuju sejahtera. Diakses dari [https: //tirto. id/polemik-potongan-aplikasi-ojol-jalan-panjang-menuju-sejahtera-g7vp]
  • (Kompas.com, 2025). Ojol Protes Potongan Aplikasi Sampai 30 Persen, Ini Kata Kemenhub. Kompas Money. Diakses dari [https: //money. kompas. com/read/2025/01/14/191824126/ojol-protes-potongan-aplikasi-sampai-30-persen-ini-kata-kemenhub?page=all]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun