Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Prompt Engineer, Sang Perangkai Kata untuk AI

13 Januari 2025   17:51 Diperbarui: 13 Januari 2025   23:56 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi prompt engineer. (Image by Gerd Altmann from Pixabay)

Bahkan, permintaan terhadap profesi ini diperkirakan tumbuh hingga 30% dalam lima tahun ke depan. 

Angka-angka ini menunjukkan bahwa meskipun AI mengambil alih beberapa pekerjaan, ia juga membuka jalan bagi karier baru yang menjanjikan.

Apa Itu Prompt Engineer?

Prompt engineer, kalau diibaratkan, adalah "penulis skenario" untuk AI. Tugas mereka adalah merancang instruksi (prompt) agar AI bisa memberikan hasil yang diinginkan. 

Pekerjaan ini membutuhkan kreativitas tinggi, pemahaman mendalam tentang cara kerja AI, dan keterampilan teknis yang solid.

Menurut artikel dari GeeksforGeeks, prompt engineer tidak hanya harus memahami teknologi, tetapi juga memiliki kemampuan linguistik untuk memastikan bahwa instruksi yang mereka buat bisa dimengerti oleh AI. 

Mereka juga harus mampu mengatasi keterbatasan AI, seperti kesulitan memahami konteks budaya atau nuansa bahasa. 

Misalnya, bagaimana AI memahami ungkapan seperti "banyak anak banyak rezeki" dalam konteks masyarakat Indonesia? Bagaimana AI bisa menangkap makna kontekstual untuk ungkapan, istilah dan idiom yang digunakan di daerah tertentu? 

Seperti memahami peribahasa Minangkabau "indak lapuak dek hujan, indak lakang dek paneh". AI mungkin bisa mengartikan kata-katanya (tidak lapuk karena hujan, tidak lekang karena panas). Tetapi makna filosofis di baliknya akan memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya Minangkabau.

Problem seperti ini adalah makanan sehari-hari bagi seorang prompt engineer.

Tantangan dan Kebutuhan Kreativitas

Meski terdengar menarik, profesi ini tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan kemampuan AI itu sendiri. 

AI, meskipun pintar, tetap memiliki kelemahan, terutama dalam memahami konteks dan budaya lokal. Di Indonesia, misalnya, keberagaman bahasa dan kebiasaan sosial membuat tugas prompt engineer menjadi lebih kompleks. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun