Universitas Bandung menghadapi krisis keuangan parah, mengancam gaji dosen, nasib mahasiswa, dan masa depannya.
Baru-baru ini, Universitas Bandung (UB) menjadi sorotan publik setelah diumumkan menghadapi krisis keuangan serius.Â
Krisis ini tidak hanya mengakibatkan keterlambatan pembayaran gaji dosen dan staf selama berbulan-bulan, tetapi juga membawa ancaman penutupan kampus.Â
Di tengah kisruh ini, mahasiswa menjadi pihak yang paling dirugikan, terombang-ambing oleh ketidakpastian masa depan akademik mereka. Â
Saya merasa situasi ini ironis. Pendidikan selalu digadang-gadang sebagai pilar utama kemajuan bangsa.Â
Namun, bagaimana hal itu terwujud bila ada lembaga pendidikan, yang seharusnya menjadi tempat mencetak generasi hebat, justru berada di ambang kehancuran?Â
UB hanya satu dari sekian banyak kampus di Indonesia yang menghadapi ancaman serupa akibat lemahnya manajemen keuangan. Pertanyaannya adalah: bagaimana ini bisa terjadi?
Akar Masalah
Krisis keuangan yang melanda Universitas Bandung bermula dari keputusan penutupan tiga program studi di Fakultas Administrasi dan Bisnis.Â
Menurut laporan dari Tirto.id, penutupan ini menyebabkan hilangnya sumber pendapatan utama universitas.Â
Sebagai gantinya, kampus menjadi sangat bergantung pada pendapatan dua fakultas lainnya, yaitu Fakultas Kesehatan dan Fakultas Teknik.Â