Dunia yang dibangun dalam Harry Potter atau Attack On Titan, misalnya, penuh dengan makhluk fantastis, dunia tersembunyi, dan logika magis yang menciptakan rasa keingintahuan yang tak terbendung.Â
Dunia seperti ini memberi pembaca ruang untuk berimajinasi, memberikan pelarian yang sangat dibutuhkan dari dunia yang seringkali terasa keras dan penuh tuntutan.
Budaya Pop dan Media Sosial
Namun, daya tarik novel fantasi tidak hanya terbatas pada dunia yang diciptakan dalam halaman buku.Â
Media sosial dan budaya pop juga telah mempercepat penyebaran cerita-cerita fantasi ini.Â
Dengan internet, pembaca muda tidak hanya melarikan diri, tetapi juga berbagi dunia fantasi tersebut bersama teman-teman online mereka.
Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter telah menjadi tempat bagi para penggemar buku untuk berdiskusi, berbagi rekomendasi, dan menemukan buku-buku baru.Â
Fenomena ini mempercepat penyebaran popularitas buku-buku fantasi. Di barat, Harry Potter dan Percy Jackson menjadi sangat populer tidak hanya karena cerita yang menarik, tetapi juga karena kekuatan komunitas pembaca di media sosial.Â
Pembaca muda sering kali merasa lebih terhubung dengan cerita yang mereka baca karena mereka bisa berdiskusi dan berbagi pemikiran dengan sesama penggemar di dunia maya.Â
Buku-buku ini tidak hanya dibaca, tetapi juga dibahas dan dianalisis bersama teman-teman di media sosial, menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan menyeluruh.
Media sosial juga membuka jalan bagi pembaca muda untuk menemukan buku-buku baru yang sebelumnya mungkin tidak mereka ketahui.Â
Buku-buku fantasi yang baru atau yang kurang dikenal bisa menjadi viral berkat rekomendasi dari influencer atau komunitas pembaca online.Â