Di sinilah pentingnya komunikasi yang terbuka dan jujur antara suami dan istri. Data dari Google Maps dicocokkan dengan testimoni dari ibu-ibu.Â
Fasilitas yang terlihat mewah di website sekolah dibandingkan dengan cerita dari orangtua yang anaknya sudah bersekolah di sana. Yang tak boleh dilupakan, libatkan juga anak dalam proses krusial ini.Â
Ajak ia berkunjung ke beberapa PAUD yang masuk dalam daftar pilihan. Amati reaksinya dengan seksama. Apakah ia merasa nyaman dan betah di lingkungan tersebut? Apakah ia tertarik dengan mainan dan kegiatan yang ditawarkan?Â
Seperti yang diulas dalam artikel Prenagen tentang keunggulan PAUD dan cara memilih sekolah yang tepat, penting untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak dan lingkungan PAUD yang memadai.Â
Reaksi anak saat kunjungan langsung bisa menjadi indikator penting dalam proses pengambilan keputusan.
Pengamatan langsung terhadap reaksi anak, menurut saya, sangatlah krusial. Karena pada akhirnya, anaklah yang akan menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tersebut.Â
Jika ia merasa tidak nyaman atau tidak tertarik, proses belajarnya tentu tidak akan berjalan optimal.Â
Hal ini juga didukung oleh artikel dari Organisasi Ibu Punya Mimpi tentang Tips Memilih PAUD, yang menekankan pentingnya memahami tujuan pendidikan di usia PAUD dan melibatkan anak secara aktif dalam proses pemilihan.Â
Pada kunjungan ini, Ibu juga berkesempatan melihat langsung, fasilitas dan suasana di PAUD pilihan.Â
Periksa fasilitas toiletnya, apakah lantainya tidak licin? Apakah airnya bersih?Â
Periksa kebersihan kelas dan tempat bermain, apakah ada sampah bertebaran? Apakah tempat sampahnya cukup?Â