Persiapan pemerintah menghadapi lonjakan pemudik dan cuaca ekstrem selama libur Natal dan Tahun Baru 2024.Â
Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Indonesia selalu menghadirkan momen spesial bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang pulang kampung atau bepergian untuk berlibur.Â
Namun, di balik kebahagiaan itu, ada tantangan besar yang harus dihadapi, yakni lonjakan jumlah penumpang yang diperkirakan mencapai lebih dari 110 juta orang, serta cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan.
Lonjakan Perjalanan dan Potensi Gangguan Cuaca Ekstrem
Pada setiap libur Nataru, lonjakan jumlah pemudik atau pelancong hampir selalu mencapai puncaknya.Â
Menurut CNBC Indonesia, tahun ini pemerintah memprediksi sekitar 110,67 juta orang akan melakukan perjalanan, dengan puncak arus mudik pada 24 hingga 28 Desember 2024 dan arus balik pada 1 hingga 2 Januari 2025.Â
Meningkatnya jumlah orang yang bergerak tentunya berdampak besar pada lalu lintas dan transportasi di seluruh Indonesia.Â
Selain kepadatan yang sudah menjadi masalah tahunan, ada hal lain yang tak kalah krusial untuk diperhatikan, yaitu cuaca ekstrem.
Berdasarkan BMKG, cuaca ekstrem menjadi ancaman nyata yang bisa mengganggu kelancaran perjalanan.Â
BMKG memperingatkan adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan hujan deras yang dapat terjadi di wilayah-wilayah rawan bencana, terutama di Sumatra, Jawa, dan Bali.Â
Tempo menambahkan, fenomena La Nina yang diprediksi bisa meningkatkan curah hujan hingga 20% pada akhir tahun ini, semakin memperburuk prediksi cuaca buruk.Â