Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tarif Impor Trump, Langkah Cerdas atau Bumerang Bagi Ekonomi Global?

6 Desember 2024   20:00 Diperbarui: 6 Desember 2024   20:03 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping, di KTT G-20 di Jepang (REUTERS/KEVIN LAMARQUE via KOMPAS) 

Pada 2025 mendatang, setelah dilantik kembali sebagai presiden, Trump berencana menaikkan tarif bea masuk impor pada produk dari berbagai negara, termasuk China, Kanada, Meksiko, dan negara-negara anggota BRICS. 

Namun, apakah kebijakan proteksionisme ini benar-benar dapat menguntungkan perekonomian AS, atau justru akan menambah ketegangan global yang lebih besar?

Trump dan Tarik Ulur Tarif Impor

Ketika Donald Trump pertama kali mengungkapkan rencananya untuk menaikkan tarif impor, tujuannya jelas, yakni untuk melindungi industri dalam negeri AS dan mendorong lebih banyak investasi asing. 

Trump percaya bahwa tarif yang tinggi pada barang impor dari negara-negara tertentu akan membuat produk-produk lokal lebih kompetitif di pasar domestik. 

Menurut Business Standard, Trump yakin dengan mengenakan tarif yang lebih tinggi, produk-produk buatan Amerika bisa bersaing lebih baik, karena konsumen AS yang sebelumnya membeli barang impor dengan harga lebih murah, kini akan beralih ke produk lokal yang relatif lebih mahal.

Namun di balik tujuan yang kelihatan sempurna, kebijakan proteksionisme memiliki sisi gelap yang sering kali terabaikan. 

WOLA menyebutkan bahwa tarif yang tinggi juga berfungsi sebagai alat negosiasi dalam perdagangan internasional. 

Alih-alih mendorong negara-negara untuk mengurangi ketergantungan mereka pada AS, tarif yang tinggi justru dapat digunakan oleh Trump untuk memaksa negara-negara tersebut melakukan kompromi dalam perjanjian perdagangan. 

Bahkan China, yang sudah dikenakan tarif hingga 50%, akan menghadapi tambahan kenaikan tarif menjadi 60%. 

Tarik ulur semacam ini memang berfungsi sebagai strategi tawar-menawar, namun apakah dampaknya hanya bersifat jangka pendek?

Menilik Keuntungan dan Kerugian Jangka Pendek

Dalam jangka pendek, kebijakan tarif tinggi ini bisa memberikan keuntungan bagi industri AS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun