Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Teh Malino dan Nipah, Teh Istimewa Sulawesi Selatan

5 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 5 Desember 2024   13:18 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teh nipah | Pattarawat Loharnchoon/Shutterstock via GoodNewsFromIndonesia 

Siapa yang tak suka menikmati secangkir teh di pagi atau sore hari? Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, teh bukan sekadar minuman, tapi bagian dari budaya dan tradisi yang mengakar. 

Dari Aceh hingga Papua, setiap daerah punya cara tersendiri menikmati teh lokal. 

Namun, pada tulisan ini saya ingin memperkenalkan dua jenis teh yang menarik  dari Sulawesi Selatan, yaitu Teh Malino dan Teh Nipah.

Teh Malino: Sebuah Warisan Tradisi

Menikmati secangkir teh bukan sekadar soal rasa, tetapi juga tentang momen dan tempat yang tepat. Bagi saya, momennya adalah senja, dan tempatnya adalah kota Malino.

Menikmati teh di dataran tinggi Malino, sambil melihat matahari terbenam adalah pengalaman ngeteh yang magis dan melankolis. Suasana sejuk dan udara dingin Malino memberikan pengalaman yang berbeda, di mana teh hangat terasa semakin nikmat. 

Terlebih di akhir tahun seperti sekarng, dimana kabut datang merayap dari lembah, sambil diiringi rintik hujan.

Teh Malino sendiri bukan nama brand, tapi merujuk pada teh yang ditanam dan dipetik di daerah Malino. Sebuah kota berjarak 90 menit perjalanan dari Makassar dan berada di ketinggian 1000 mdpl. Mirip-mirip daerah Puncak lah kalo di Jawa Barat.

Teh Malino memiliki sejarah panjang sebagai salah satu produk unggulan dari Sulawesi Selatan. Terkenal dengan perkebunan teh yang luas, Dataran Tinggi Malino memang sudah lama dikenal sebagai salah satu penghasil teh terbaik di Indonesia. 

Meski saat ini luas perkebunannya telah berkurang, teh Malino tetap menjadi komoditas teh unggulan yang dihargai di Indonesia. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode lalu, Sandiaga Uno, bahkan pernah menyebut teh dari perkebunan Malino sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia (Kemenparekraf, 2024). 

Bagaimana tidak, teh ini memang memiliki cita rasa khas yang sedikit manis dan menyegarkan.

Teh Nipah: Inovasi yang Mendunia

Teh nipah | Pattarawat Loharnchoon/Shutterstock via GoodNewsFromIndonesia 
Teh nipah | Pattarawat Loharnchoon/Shutterstock via GoodNewsFromIndonesia 
Selain Teh Malino, ada juga Teh Nipah, yang lebih baru namun semakin dikenal luas. 

Teh Nipah mungkin tak seterkenal Teh Malino, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, produk ini menunjukkan potensi besar baik dalam hal inovasi maupun dampak terhadap ekonomi lokal.

Teh Nipah terbuat dari daun tanaman nipah yang memiliki berbagai manfaat, khususnya anti-penuaan dan khasiat pengobatan tradisional. Teh ini bahkan telah berhasil diekspor ke Korea Selatan sebanyak 7 ton pada Februari 2023, dengan nilai sekitar Rp 600 juta (Sulselsatu, 2023).

Tentu ini bukan pencapaian kecil. Teh Nipah membawa nama Sulawesi Selatan ke pasar internasional dan membuka peluang ekonomi yang lebih besar. 

Dalam hal ini, Teh Nipah tidak hanya sekadar inovasi dalam hal rasa atau manfaat, tetapi juga menjadi simbol perubahan dalam industri teh lokal. 

Teh Nipah mengkombinasikan kekayaan alam dengan potensi pasar global. 

Ini adalah contoh bagaimana sebuah produk lokal bisa beradaptasi dan berkembang seiring waktu. 

Bahkan, permintaan teh nipah yang sangat besar di Korea Selatan menunjukkan bahwa pasar internasional semakin tertarik dengan produk-produk yang mengandung manfaat kesehatan.

Warisan Budaya dan Inovasi Ekonomi Lokal

Teh Malino dan Teh Nipah, meski berasal dari Sulawesi Selatan, menunjukkan perbedaan yang mencolok. 

Teh Malino mewakili tradisi yang telah terjaga lama, dengan cita rasa klasik yang khas, mencerminkan kualitas dan warisan budaya yang tidak lekang oleh waktu. Melansir dari laman Kemenparekraf, sebagai salah satu teh terbaik di Indonesia, teh ini juga memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian lokal melalui perkebunan yang mendukung mata pencaharian petani dan sektor pariwisata. 

Sementara itu, Teh Nipah hadir dengan inovasi baru, menawarkan manfaat anti aging, yang semakin diminati pasar global, khususnya di Korea Selatan. Ekspor teh Nipah yang terus berkembang membuka peluang ekonomi bagi pelaku usaha lokal dan memperkenalkan potensi alam Sulawesi Selatan ke dunia internasional, seperti dikutip dari Sulselsatu. 

Perbedaan keduanya menggambarkan bagaimana Sulawesi Selatan berhasil menyelaraskan pelestarian tradisi dengan inovasi yang menjawab tuntutan pasar global, memperkaya budaya sekaligus mendorong perekonomian.

Kesimpulan

Teh Malino dan Teh Nipah mencerminkan keseimbangan antara pelestarian tradisi dan inovasi. 

Teh Malino mengajak kita menghargai warisan budaya yang telah lama ada, sedangkan Teh Nipah memperkenalkan potensi kesehatan dan relevansi global yang semakin berkembang. 

Kedua produk ini tidak hanya penting dalam konteks budaya, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. 

Dengan terus mendukung dan mengapresiasi kedua jenis teh ini, kita menjaga keseimbangan antara tradisi dan kemajuan, serta membuka peluang bagi masa depan yang lebih berkelanjutan dan inovatif.

***

Referensi:

  • Sulselsatu. (2023, Februari 23). Sulsel Ekspor Teh Nipah ke Korea Selatan Nilainya Rp600 Juta. Retrieved from https: //sulselsatu. com/read/2023/02/23/Sulsel-Ekspor-Teh-Nipah-ke-Korea-Selatan-Nilainya-Rp600-Juta
  • Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2024). Relaksasi Diri di Perkebunan Teh Malino Highlands Makassar. Retrieved from  https: //kemenparekraf.go.id/hasil-pencarian/relaksasi-diri-di-perkebunan-teh-malino-highlands-makassar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun