Techinasia pada tahun 2024 melaporkan bahwa banyak talenta muda Indonesia di sektor digital lebih memilih bekerja di luar negeri, tempat mereka merasa lebih dihargai dan memiliki peluang lebih besar untuk berkembang.
Meskipun keputusan untuk meninggalkan Indonesia tidak mudah, terutama bagi mereka yang memiliki keterikatan budaya yang kuat, tawaran dari Singapura sering kali menjadi pilihan yang lebih menjanjikan.Â
Fenomena ini menjadi peringatan bagi pemerintah Indonesia untuk segera menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan karier talenta unggul agar tetap berkontribusi di dalam negeri.
Kebutuhan untuk Membangun Ekosistem Inovasi Domestik
Menghadapi tantangan brain drain, pemerintah Indonesia perlu merenungkan bagaimana menciptakan sistem yang tidak hanya menarik talenta, tetapi juga mampu mempertahankannya.Â
Bagaimana caranya agar mereka yang memiliki potensi besar bisa terus berkarier dan berinovasi di tanah air?
Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah dengan memperkuat ekosistem inovasi domestik, termasuk penyediaan fasilitas riset, program pengembangan karier yang jelas, serta insentif bagi mereka yang berkontribusi dalam dunia pendidikan dan teknologi.Â
Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar, namun belum dapat memanfaatkannya secara optimal.Â
Dibandingkan dengan Singapura yang lebih maju dalam hal ini, Indonesia masih perlu banyak belajar dan berbenah.
Penting untuk menciptakan perubahan dalam kebijakan pendidikan dan ekonomi berbasis pengetahuan, yang akan menjadi kunci untuk menahan arus keluar talenta cerdas ini.Â
Indonesia harus menghadirkan peluang yang menarik, baik dari sisi dukungan finansial, fasilitas riset, maupun pengakuan terhadap prestasi mereka.
Pemerintah Indonesia perlu memandang isu ini secara strategis.Â