Istilah-istilah seperti rizz atau no cap menjadi penanda kelompok bagi mereka yang memahami makna kata tersebut.Â
Mereka yang tidak familiar dengan istilah ini merasa terpinggirkan, sedangkan mereka yang tahu merasa lebih terhubung.Â
Fenomena ini, yang telah melampaui batas negara, menciptakan identitas global di kalangan generasi muda.Â
Dengan bahasa digital yang dipengaruhi TikTok, generasi Z kini membangun kesadaran bersama bahwa cara berbicara mereka adalah ciri khas yang mudah dikenali di seluruh dunia.
Perbandingan dengan Perubahan Bahasa di Masa Lalu
Perubahan bahasa melalui media bukanlah hal baru. Di masa lalu, televisi dan film Hollywood memperkenalkan frasa-frasa populer seperti cool, groovy, dan far out, yang kemudian menyebar secara global.Â
Namun, perbedaan utama antara media sosial seperti TikTok dan media tradisional adalah kecepatan penyebaran istilah baru.Â
Di TikTok, kata-kata baru dapat menjadi viral dalam hitungan jam, sementara media tradisional seperti radio atau televisi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mempopulerkan istilah baru.Â
Kecepatan ini membuat perubahan bahasa terasa lebih cepat dan lebih luas dampaknya, menyentuh audiens global dalam waktu yang jauh lebih singkat dan merata.Â
Perubahan yang dulunya memerlukan waktu panjang kini bisa terjadi seketika di dunia maya.
Homogenisasi Bahasa dan Kehilangan Keberagaman Linguistik
Namun, fenomena perubahan bahasa ini juga menghadirkan tantangan besar, yaitu homogenisasi bahasa.Â
Dengan dominasi bahasa global yang terus berkembang, bahasa-bahasa lokal mulai terancam punah.Â