Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wibu dan Stigma, Saatnya Memahami, Bukan Menghakimi

27 November 2024   12:00 Diperbarui: 27 November 2024   12:11 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketertarikan generasi muda pada anime adalah cerminan dari dunia yang semakin terbuka dan beragam. Kita bisa belajar banyak dari semangat mereka dalam mengeksplorasi budaya baru.

Bagi saya, memahami wibu bukan hanya tentang mengakui mereka, tetapi juga tentang membuka diri terhadap perspektif baru. 

Ini adalah pelajaran tentang bagaimana kita, sebagai masyarakat, bisa menjadi lebih inklusif dan menghargai keberagaman.

Kesimpulan

Stigma terhadap wibu adalah masalah yang lebih besar dari sekadar stereotip. Stigma ini mencerminkan ketidakmampuan kita untuk menerima keberagaman. 

Tapi hal ini bisa berubah, jika kita mau membuka hati dan pikiran. Wibu, dengan segala keunikannya, adalah bagian dari masyarakat kita.

Jadi, mari berhenti melabeli dan mulai memahami. Karena, pada akhirnya, keberagaman adalah kekuatan terbesar kita sebagai manusia. 

Siapa tahu, dengan belajar dari anime, kita juga bisa menemukan cara baru untuk memahami dunia dan diri kita sendiri.

Referensi:

  • Universitas Indonesia. (2024). Stigma terhadap penggemar budaya populer Jepang di Indonesia: Studi kasus komunitas wibu. Indonesian Research on Humanities and Social Science, 9(1).
  • Ar-Raniry Journal. (2024). Pengaruh anime terhadap keterampilan bahasa Jepang mahasiswa di Indonesia. Journal of Studies on Anime Impact, 5(2).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun