Fenomena ini juga berkaitan dengan fenomena FOMO (Fear of Missing Out) yang semakin mengemuka.Â
Banyak orang yang berolahraga bukan untuk meningkatkan kesehatan mereka, tetapi lebih untuk ikut-ikutan atau karena dorongan sosial.Â
Mereka merasa harus mengikuti tren yang ada, meskipun itu mungkin bukan pilihan yang bijak untuk kesehatan mereka.Â
Olahraga menjadi kegiatan yang lebih berfokus pada prestise daripada manfaatnya yang sesungguhnya.
Mengembalikan Olahraga sebagai Hak Universal
Lalu, apakah kita akan terus membiarkan olahraga hanya menjadi milik mereka yang mampu? Tentu saja tidak.Â
Untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat, kita perlu mengembalikan olahraga ke tujuan utamanya.Â
Yaitu untuk meningkatkan kebugaran tubuh tanpa memandang status sosial. Olahraga harus menjadi hak universal yang dapat diakses oleh semua orang, tanpa ada batasan ekonomi.
Pemerintah dan komunitas olahraga perlu berkolaborasi menyediakan fasilitas olahraga publik yang lebih inklusif dan terjangkau.Â
Salah satu langkah penting adalah mengurangi ketergantungan pada perlengkapan olahraga mahal, yang sebenarnya tidak esensial. Olahraga harus kembali ke esensinya, yaitu gerakan tubuh yang sederhana namun efektif.
Selain itu, influencer yang kini memiliki pengaruh besar dalam masyarakat bisa menjadi agen perubahan.Â
Mereka bisa mendorong gaya hidup sehat dengan menunjukkan bahwa berolahraga tidak selalu membutuhkan peralatan mahal.Â