Misalnya, debat kandidat di televisi lokal atau platform daring yang melibatkan pemilih secara langsung. Satu hal lagi yang perlu digarisbawahi adalah pendekatan kepada pemilih muda.Â
Generasi ini adalah pengguna aktif media sosial dan teknologi. KPU dapat memanfaatkan platform seperti Instagram atau TikTok untuk menyampaikan pesan-pesan edukatif tentang Pilkada.Â
Dengan cara ini, informasi bisa menjangkau lebih banyak orang, terutama mereka yang belum aktif dalam proses politik. Â
Demokrasi adalah Tanggung Jawab Bersama Â
Sebagai warga, Pilkada adalah peluang emas untuk memilih pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan.Â
Namun, dengan rendahnya partisipasi, bagaimana kita bisa memastikan hasil pemilu mencerminkan suara mayoritas rakyat? Â
Membangun demokrasi yang sehat adalah kerja bersama. KPU perlu meningkatkan sosialisasi, pemerintah daerah harus mendukung dengan fasilitas yang inklusif, dan masyarakat wajib memahami pentingnya suara mereka.Â
Pemilih yang pasif bukan hanya mencerminkan apatisme, tetapi juga melemahkan legitimasi pemimpin yang terpilih. Pilkada Serentak 2024 adalah refleksi sejauh mana demokrasi kita berkembang.Â
Jika semangat untuk berpartisipasi masih redup, apa yang sebenarnya salah dengan cara kita menjalankan demokrasi? Apa yang harus diubah untuk memastikan suara setiap orang benar-benar didengar?
***
Referensi:
- Detik.com. (2024). KPU Makassar target partisipasi pemilih 65% di Pilwalkot 2024, cuma naik 5%.
- Intuisi.id. (2024). Analisis Pilkada 2024: Pandangan para ahli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H