Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kecurangan Seleksi Guru PPPK Hambat Kemajuan Pendidikan yang Adil

20 November 2024   06:06 Diperbarui: 20 November 2024   06:06 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Batu Bara, pejabat Dinas Pendidikan terlibat dalam percaloan serupa. Angka yang diminta bervariasi, tetapi semuanya jauh di luar jangkauan para guru honorer yang hanya memiliki penghasilan terbatas.

Bayangkan guru yang tidak pernah mengajar tiba-tiba lolos, sementara yang bertahun-tahun mendidik anak-anak dengan sepenuh hati, justru terpinggirkan. 

Fenomena ini adalah cermin dari ketimpangan sosial yang kita hadapi. Bukan hanya soal korupsi, tapi juga soal bagaimana nilai keadilan semakin pudar dalam sistem pendidikan kita.

Dampak yang Jauh Lebih Luas

Dampak kecurangan ini jauh lebih dalam dari sekadar kerugian bagi guru yang gagal lolos. Pendidikan adalah fondasi bangsa. Jika fondasinya rapuh, apa yang bisa diharapkan dari generasi mendatang? 

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo, mengingatkan bahwa guru hasil kecurangan adalah cerminan buruk bagi siswa. Jika integritas guru diragukan, bagaimana mereka bisa menjadi teladan bagi anak-anak?

Lebih jauh lagi, kualitas pendidikan nasional pun ikut terpuruk. Guru yang tidak kompeten akan sulit menginspirasi murid untuk berpikir kritis, berinovasi, dan berkembang. Ini bukan hanya soal pendidikan, tapi soal masa depan bangsa.

Tidak ada yang lebih mahal dari kerugian kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan. Jika masyarakat sudah tidak percaya lagi, maka usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan akan sia-sia.

Solusi: Reformasi dan Pengawasan Ketat

Lalu, apa yang harus kita lakukan? 

Menutup mata terhadap masalah ini jelas bukan pilihan. Reformasi mendalam dalam sistem seleksi guru PPPK sangat mendesak. 

Seleksi berbasis meritokrasi, di mana peserta dipilih berdasarkan kompetensi dan pengalaman, harus ditegakkan. 

Selain itu, pengawasan yang lebih ketat, termasuk pelibatan lembaga independen, perlu dilakukan untuk memastikan proses berjalan transparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun