Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyulam Sistem Akademis Indonesia yang Humanis

19 November 2024   13:42 Diperbarui: 19 November 2024   13:52 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ilustrasi-pendidikan-holistik-pengembangan-kreativitas-serta-kemampuan-berpikir-kritis-gambar-diolah-dengan-dall-e-673c3307ed64155cc7174172.png
ilustrasi-pendidikan-holistik-pengembangan-kreativitas-serta-kemampuan-berpikir-kritis-gambar-diolah-dengan-dall-e-673c3307ed64155cc7174172.png
Ilustrasi pendidikan holistik, pengembangan kreativitas serta kemampuan berpikir kritis. (Gambar diolah dengan Dall-E) Kabar baiknya, beberapa tokoh dalam pemerintahan mulai menyadari pentingnya paradigma humanis ini. 

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, misalnya, telah menekankan pentingnya pembentukan karakter dan perilaku yang bermartabat dalam pendidikan. 

Ia juga mendorong reformasi kebijakan anggaran untuk mendukung pendidikan yang lebih holistik.

Namun, perjalanan menuju perubahan ini tentu tidak mudah. Sistem pendidikan kita sudah terlalu lama berorientasi pada pasar. 

Perubahan paradigma membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, universitas, hingga masyarakat. 

Kita perlu menyadari bahwa investasi dalam pendidikan humanis adalah investasi dalam masa depan bangsa.

Menata Ulang Masa Depan Pendidikan

Pada akhirnya, pendidikan tinggi seharusnya lebih dari sekadar alat untuk memenuhi kebutuhan pasar. 

Ia adalah tempat untuk membangun manusia seutuhnya, individu yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. 

Kita tidak hanya membutuhkan tenaga kerja. Kita membutuhkan pemikir, inovator, dan pemimpin.

Jadi, mari kita tanyakan kembali. Apa sebenarnya tujuan dari pendidikan tinggi? 

Apakah kita hanya ingin menjadi bagian dari mesin ekonomi global, ataukah kita ingin membangun masyarakat yang lebih bermartabat dan berdaya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun