Ketika kita berbicara tentang Asesmen Nasional (AN), sebenarnya ada beberapa aspek penting yang ingin dicapai, berbeda dengan apa yang disasar oleh Ujian Nasional (UN).Â
Komponen AN tidak hanya berfokus pada hasil akhir berbasis angka atau peringkat, tetapi justru mengevaluasi keterampilan inti yang relevan dengan kebutuhan pendidikan di abad ke-21.Â
AN dirancang untuk mencakup tiga komponen utama: literasi, numerasi, dan pengembangan karakter.
Komponen literasi dan numerasi menjadi dasar, bukan hanya untuk mengukur kemampuan membaca dan berhitung, tapi juga pemahaman kritis dalam membaca informasi serta pemecahan masalah matematis dalam konteks kehidupan nyata.Â
Literasi bukan sekadar tentang membaca teks buku, tetapi juga memahami berbagai jenis informasi yang bertebaran di dunia digital saat ini.Â
Dalam numerasi, siswa bukan hanya diuji dalam menghitung, tetapi juga dalam menerapkan matematika dalam konteks sehari-hari, misalnya dalam pengelolaan uang atau memahami data.
Di samping itu, pengembangan karakter dalam AN mengukur aspek-aspek soft skills seperti kejujuran, rasa tanggung jawab, serta kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain.Â
Inilah yang membuat AN lebih holistik, karena menyasar keterampilan hidup yang sangat dibutuhkan siswa dalam menghadapi dunia kerja di masa depan.
Pendekatan ini menawarkan manfaat yang langsung dirasakan oleh siswa, guru, dan orang tua.Â
Bagi siswa, AN mengurangi tekanan ujian yang semata-mata berorientasi pada nilai angka. Mereka lebih terdorong untuk memahami konsep daripada menghafal. Hal ini juga membuka ruang bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan kreatif dan analitis.Â
Bagi guru, AN menawarkan panduan yang lebih jelas mengenai kekuatan dan kelemahan siswa, sehingga mereka bisa menyesuaikan metode pengajaran yang lebih efektif dan relevan.