Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Agar Ngomong dan Presentasi Lebih Lancar Tanpa Selipan "Eee"

6 November 2024   10:00 Diperbarui: 6 November 2024   10:10 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bisa jadi masalah ketika seorang tokoh publik atau profesional berbicara di hadapan audiens luas. 

Terlebih di era media sosial di mana kesan pertama begitu penting. 

Apakah kita ingin dikenal sebagai pembicara yang ragu atau tidak fokus? Pastinya tidak.

Mengganti Kata Pengisi dengan Jeda: Mengapa Ini Lebih Efektif?

Di sinilah jeda masuk sebagai solusi. 

Berdasarkan Ongky Hojanto (2024), mengganti kata pengisi dengan jeda terencana bukan hanya memperbaiki cara berbicara, tetapi juga meningkatkan kepercayaan dari audiens. 

Dengan mengambil jeda, alih-alih mengisi kekosongan dengan suara tak berarti, seorang pembicara bisa memberi ruang bagi audiens untuk mencerna informasi yang diberikan.

Jeda menunjukkan bahwa pembicara memiliki kendali penuh atas alur pidatonya, dan tak merasa terpaksa untuk memenuhi setiap detik dengan suara. 

Dalam kebiasaan percakapan kita yang umumnya menghindari kesunyian, memanfaatkan jeda ini mungkin terasa janggal pada awalnya, namun efeknya besar. 

Pembicara terdengar lebih percaya diri dan teratur, serta mampu menciptakan suspensi yang membuat audiens lebih tertarik. 

Jika kita bandingkan dengan pembicara yang penuh dengan kata-kata pengisi, pembicara yang menggunakan jeda justru terkesan lebih meyakinkan dan matang.

Langkah-Langkah Praktis untuk Mengurangi Penggunaan Kata Pengisi

Lalu, bagaimana cara efektif mengurangi penggunaan kata pengisi? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun