Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Alasan Reformasi Birokrasi Indonesia Menjadi Genting dan Penting

5 November 2024   17:51 Diperbarui: 5 November 2024   18:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto saat memimpin rapat kabinet.(DOK. TIM MEDIA PRABOWO SUBIANTO) 

Ada fenomena yang akrab dalam wajah birokrasi kita: anggaran negara sering terserap untuk aktivitas yang tak membawa manfaat nyata. 

Cerita tentang pejabat yang pergi ke luar negeri dengan alasan studi banding, tapi tanpa hasil bagi rakyat, bukan lagi hal baru. 

Kritik Presiden Prabowo Subianto menyoroti masalah ini, mengajak perubahan bukan hanya dalam bentuk penghematan, tapi transformasi cara pemerintah bekerja untuk rakyat. 

Dalam tulisan ini, kita akan menemukan alasan mendalam di balik langkah efisiensi anggaran Prabowo, dan bagaimana hal ini bisa mengubah wajah birokrasi kita demi kesejahteraan bersama.

Mengapa Efisiensi Anggaran Jadi Fokus?

Seperti dikutip dari Tempo.co, Prabowo mengedepankan efisiensi anggaran agar setiap rupiah yang keluar dari kas negara memberikan manfaat langsung pada kesejahteraan rakyat. 

Dengan membatasi kegiatan seperti focus group discussion, seminar dan perjalanan dinas yang tidak berdampak, pemerintah bisa fokus pada pengeluaran yang benar-benar dibutuhkan. 

Ini bukan sekadar hemat-hemat biasa. 

Ini soal bagaimana mengalihkan dana dari kegiatan seremonial menuju program-program yang lebih konkret.

Dalam bingkai yang lebih luas, ini bukanlah masalah baru. 

Bahkan, Presiden Jokowi di masa lalu telah mengingatkan kita: anggaran yang mestinya mendorong pengembangan SDM justru habis terserap dalam perjalanan dinas. 

Saya rasa Anda setuju bahwa ini bukan lagi sekadar kebiasaan, melainkan akar yang telah lama melekat dalam sistem birokrasi kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun